Pages

31 July, 2016

EKSPEDISI PENDAKIAN GUNUNG GEDE (Hari pertama)

EKSPEDISI PENDAKIAN GUNUNG GEDE

Hari pertama, 29 Juli 2016

Setelah 2 minggu materi dan latihan fisik selepas mengajar, inilah hari di mana kami akan mengaplikasikan materi yang telah didapat. Pukul 06.00 saya telah sampai di sekolah. Target berangkat adalah pukul 06.30. Kenyataannya sebab satu dan lain hal, kami baru berangkat pukul 08.00 dengan 3 mobil. Dalam perjalanan, mobil saya dan tim menyaksikan kecelakaan dengan korban ibu hamil dan bibirnya sobek berdarah karena terjatuh ke aspal. Sementara yang menabrak anak SMA pingsan. Dua orang kawan turun membantu sang ibu, sementara saya tetap diam di mobil, tak kuat melihat darah. Langsung terbayang dan mendadak pusing, darah rendah saya kumat. Kami yang menunggu di mobil berdoa untuk keselamatan korban, penabrak, orang sekitar, dan kami. Sebab menyaksikan hal kurang baik seperti sebuah firasat buruk. Maka kami gunakan senjata orang mukmin, yaitu berdoa.

Sampai di mandalawangi/kebun raya cibodas sekitar pukul 11. Kami makan siang dan mulai mengurus administrasi. Lalu kami memulai perjalanan. Target mencapai kandang badak untuk kemah adalah pukul 5 sore. Kenyataannya, 22 orang jumlah kami dan dominan pengalaman pertama naik gunung/pemula membuat langkah kami terseok. Saya salah satu yang cukup lama dan berada di tengah sebab banyak berhenti. Kaki rasanya ingin berhenti berjalan, namun teman-teman selalu menyemangati bahwa saya bisa. Perhentian-perhentian pun terlewati seperti air terjun cibeureum, telaga biru, rawa denok 1, rawa denok 2, batu kukus 1, batu kukus 2, air panas, kandang batu--tempat kami berjamaah takhir qasar salat zuhur ashar--, hingga sampai di kandang badak kira-kira pukul 21.00.

Ada enam tenda, namun begitu sampai hanya 2 tenda yang didirikan sebab 4 tenda lainnya ada pada carier teman saya dan tim swiper di belakang. Alhasil saya dan teman lain menunggu dalam dingin, tepatnya beku. Sebab sore itu hujan dan suhu bertambah dingin, sampai di kerudung membentuk butiran es. Saat berbicara pun mengeluarkan asap udara panas. Kami membagi tugas untuk mendirikan tenda dan memasak air untuk menghangatkan tubuh. Setiap kawan sering mengecek kawan lainnya, untuk memastikan tidak ada yang terkena hipotermia. Saya salah satu yang tak kuat bergerak banyak sebab sudah membeku dan diam menunggu tenda tim saya datang. Hingga tenda datang, saya membantu mendirikan dan berbenah posisi carier dan posisi tidur. Saya segera berganti pakaian dan kaus kaki yang basah, tayamum, salat jamak qasar maghrib isya, lalu menunggu air matang dan meminumnya sedikit. Setelahnya saya izin tidur sebab sudah tak kuat dingin. Ternyata sleeping bag saya agak basah dan tas beserta isinya juga menjadi dingin. Tapi tetap saja saya usahakan pejamkan mata meski tak begitu nyenyak sebab dingin begitu menggigit. Tenda kami berada pada posisi turunan, jadi tanpa sadar saat tidur kami merosot-merosot. Tengah malam hujan dan tembus ke tenda hingga sleeping bag dan menambah dingin. Tapi saya tetap memejamkan mata dan tak bergerak agar kami berlima muat. Menurut teman setim, saya paling cool tidurnya. Padahal mah karena sudah tak ada daya dan membeku. Kalau tidur di rumah mah, posisinya bisa beda pas bangun hahaha.

Berlanjut ke hari kedua...

Meta morfillah

No comments:

Post a Comment

Text Widget