Pages

27 July, 2015

Kajian tauhid 27 juli 2015 - part 2

KH. Abdullah Gymnastiar
Kajian Tauhid, 27 Juli 2015
Masjid Baitul Ihsan, Bank Indonesia

Idul fitri sering dikaitkan dengan kembali ke fitrah. Apa fitrah kita? Fitrah kita adalah tauhid. Jadi ketika kita bilang kembali ke fitrah, maka kembali bertauhid. Sebab kita sering menuhankan harta, jabatan, dan lain-lain.

Jangan salahkan persoalan. Manusia tanpa persoalan, bukanlah manusia berkualitas. Sudah sering kita sadari, bahwa sebesar apa pun persoalan, asalkan manusianya berkualitas, maka tidak berarti persoalan itu.

Sebaik-baik cita-cita adalah berjumpa dengan Allah. Ada dua perbedaan mendasar antara prajurit israel dan hamas. Prajurit israel takut mati, prajurit hamas cinta mati. Kenapa prajurit hamas cinta mati? Karena cita-citanya ingin berjumpa dengan Allah. Kenapa prajurit israel takut mati? Karena cita-citanya duniawi.

Masalah atau ujian hidup itu tidak ada yang berbahaya. Yang berbahaya apabila kita salah menyikapi. Berat ringannya menghadapi masalah hidup ini adalah, bergantung pada allah menolong atau tidak. Kalau allah tidak menolong, masalah sekecil apa pun, maka sakitnya tuh di sini *tunjuk dada*

Kita menderita karena diri kita sendiri. Ada 7 jenis zikir yang mudah-mudahan bila ada masalah jadi ringan:
1. Al khaliq: semua adalah ciptaan allah.
Contoh: melihat calon pasangan, adalah ciptaan allah, pasti beda. Begitu pun yang kita cintai atau kita benci. Setan ciptaan siapa? Allah. Ga usah berantem sama setan. Pertama, kita gak bisa lihat dia. Kedua, kita gak disuruh ta'aruf sama setan, tapi disuruh berlindung sama pencipta. Ketiga, setan gak punya kesibukan kayak kita, kerjanya cuma satu: godain kita. Keempat, dia keroyokan, kita sendiri. Saat melihat ciptaan allah, pasti kita banyak zikir.

2. Lillahimaa fissamawati wa ma fil ardh: semua adalah milik allah.
Awal derita adalah rasa memiliki terhadap yang bukan milik. Semakin kuat kita merasa memiliki, semakin menderita kita. Guru saya mengajarkan untuk melepas semua yang kita rasa kita miliki. Kita gak punya apa-apa, semua milik allah. Bahkan tubuh kita sendiri, kita gak bisa miliki selamanya. Kita harus rela jadi tua, keriput, beruban, karena tubuh ini milik allah. Boleh upaya berolahraga, hidup sehat, tapi ga bisa menolak ketentuan allah. Bahkan bisa jadi tubuh kita tidak lengkap hingga akhir. Begitu juga anak, suami, istri, perusahaan, semua milik Allah. Belajar dari tukang parkir, mobilnya diambilin dia gak nangis.

3. Al rabb: Segala sesuatu ada dalam genggaman kekuasaan Allah.
Kita tidak usah berusaha cari muka, atau akal-akalan agar orang suka sama kita. Karena yang bolak-balik hati, hanya Allah. Walau kita akal-akalan, kalau itu orang udah eneg sama kita ya eneg aja. Minta sama allah, agar hatinya dicenderungkan ke kita. Kita berbuat baik bukan agar orang suka sama kita, tapi agar allah suka sama kita. Kebaikan kita tidak dianggap, tidak dihargai, diremehkan, yaudah gapapa. Rasul saja diremehkan, tetap tenang. Sehebat apa pun balasan orang ke kita. Gak ada apa-apanya dengan keridhaan allah. Jangan menjebak orang dengan kebaikan kita. Misalnya berbuat baik agar orang tersebut suka sama kita, jadiin pasangan. Jangan suka berstrategi berbuat baik. Baik mah baik aja. Hidup begini tuh enak, ketika kita putus harapan dari makhluk, tenang. Semua dikembalikan lagi pada allah. Yang maha bolak-balik hati.
Gak melakukan kesalahan, disalahin sama atasan, tetap tenang. Marah saat ini, belum tentu marah nanti malam. Doain aja, agar dibalikkan hatinya sama allah, nanti juga atasan tahu yang sebenarnya.

4. Bi idznillah: Semua terjadi karena izin allah.
Yang kita cari izin allah, bukan ridha. Bedanya? Kalau ijin allah belum tentu allah meridhai. Kalau allah ridha, insya allah sudah pasti diijinkan sama allah. Contohnya: mencuri/mencela diijinkan allah, tapi tidak diridhai. Datang mencari ilmu, diridhai allah dan tentu saja diijinkan.
Kemarin Aa Gym abis ceramah di 6 negara bagian di amerika. Ada satu negara bagian, ujian banget... saat Aa ceramah, anak-anak lari-larian, terus ada ibu-ibu di depan kerjaannya selfie melulu. Sedih banget, kok bukan Aa yang difoto. Tiba sesi tanya jawab, cepat banget ada yang tanya. Aa sudah senang, eh ternyata pertanyaannya  gak nyambung sama materi. "Ustad, kok di tv putih, tinggi. Di sini kok jelek, item?"
Kalau bukan karena ingat dikaitkan ke allah, duh.. jengkel. Tapi, yaa beginilah dakwah. Seumur-umur baru kali ini Aa mengalami hal seperti ini.
Banyak sekali takdir allah, seperti tiba-tiba ada orang non muslim mentraktir saya tanpa bilang-bilang. Nah, dikaitkan hikmahnya... kepada allah. Hilang hape, PHK, dll semua atas izin allah.

5. Allah maha adil.
Allah menempatkan segala sesuatu dengan pas. Kita tidak tahu kecepatan kedip mata kita berapa yang pas. Coba kalau terlalu lambat atau cepat? Repot kita.
Rasanya ga ada habisnya, menarik kalau ceritain allah. Sebab allah gak terbatas. Ngomongin orang mah terbatas baiknya, mending ngomongin allah yang gak terbatas baiknya.

6. Al mukhsin: Allah maha baik.
Laa yukallifullahu nafsan illa wus aha--allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai kesanggupannya. Pernah gak dalam hidup kita, sejam saja Allah berbuat tidak baik pada kita. Sejam saja allah cuek sama kita. Gak dikasih nafas. Pernah gak? Never. Kalau sesuatu buruk menimpa kita, pasti zolamtu nafsi: kezaliman kita. Kuncinya adalah aku sesuai prasangka hambaKu. Banyak hikmah di balik takdir yang tidak cocok dengan keinginan kita. Sering kita suuzan(prasangka buruk) pada kebaikan allah yang melimpah, karena tidak diberi hal yang sesuai keinginan kita. Gak usah ngotot dengan keinginan, ngotot dengan yang terbaik menurut Allah. Kalau tidak diberikan apa yang diinginkan, allah cukupkan dengan kepuasan menerima takdir kita. Yang buat kita stress kan karena gak bisa terima takdir, dan fokusnya pada apa yang tidak cocok, bukan pada apa yang melimpah dari allah.
Al baqarah 216: boleh jadi kau tidak menyukai sesuatu, padahal itu baik bagimu. Dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu buruk bagimu. Sesungguhnya allah yang maha mengetahui, makanya jangan sok tahu/sotoy.

7. Cukuplah allah sebagai penolong kita.
Jangan biasakan curhat, kecuali setelah curhat ke allah dan pada orang-orang yang amanah. Karena tidak semua orang kuat menanggung amanah obrolan. Sebab bahaya curhat adalah orang yang biasa dicurhatin akan masuk ke dalam hidup kita. Terus menerus ikut campur dalam masalah kita. Niatnya sih baik, cari solusi, tapi malah menyebarkan ke orang lain.

Galau, resah, dan gelisah itu sederhana. Karena ia tidak berhasil melihat, mengalami sesuatu dengan keterkaitannya ke allah. Kalau tak peraya, cek hati. Siapa yang banyak memenuhi hati? Allah atau selain allah? Orang stress pasti karena banyak mikir, kurang zikir.
Kita ini tidak dirancang untuk menyelesaikan masalah sendiri, karena kita ini dirancang dengan laa hawla wa la quwwata ila billah--Tidak ada daya dan upaya dalam menerima musibah atau ketentuan allah.

* catatan pribadi yang diedit tanpa mengurangi maknanya, semampu penulis.

Meta morfillah

No comments:

Post a Comment

Text Widget