Pages

08 July, 2015

Suatu hari aku dan dia bertemu

"Dan suatu hari, aku dan dia bertemu lagi. Di saat berbeda, tapi tetap dengan perasaan yang sama." - Till We Meet Again

Aku dan dia bertemu. Di rumah seorang kawan yang memiliki perpustakaan di sudut rumahnya. Awalnya asing, tak peduli satu sama lain. Aku terpukau pada deretan buku di perpustakaan kawanku. Membaca berbagai macam blurb buku-buku yang menggairahkan itu. Dia... aku tak tahu apa yang dia lakukan saat itu. Seperti yang aku bilang, aku tak peduli pada sekitar saat terpukau pada buku-buku. Yang kutahu, dia hadir di sana. Itu adalah pertemuan pertama kami. Itu kuyakini dari foto yang dishare dalam sebuah media sosial kawanku--sang pemilik rumah.

Pertemuan kedua, dan seterusnya, adalah pertemuan yang tidak kami rencanakan sebelumnya. Mungkin bila kami lebih peka, itu adalah skenario Tuhan atas sebuah pertemuan--sebab aku tak percaya akan kebetulan. Lalu waktu memainkan perannya, hingga kami tak sadar sejak kapan kami menjadi dekat. Berawal dari diskusi buku, tulisan dan kejadian terkini, kami hampir selalu berbeda. Membuat teman-teman menjuluki kami "Tom & Jerry". Tentu saja hal itu kami sambut dengan senyuman. Sebab perbedaan itu, justru membuat kami saling mengisi dan melihat dari sudut pandang lain.

Saling mengisi. Membuat kami perlahan merasa nyaman dengan kehadiran masing-masing. Kautahu, rasa nyaman ini lebih berbahaya dibandingkan jatuh cinta. Kami menyadari perasaan itu. Tapi kami saling mengingkari. Sebab, ada perbedaan yang tak bisa kami isi, dan selamanya menjadi jurang. Aku berdoa dengan memulai "Bismillah...", sedang dia dengan "Atas nama tuhan bapa..."

Meski begitu, selalu ada ruang khusus untuk dirinya. Ruang kekaguman dan kasih yang tak sempat disemai, namun kuhargai. Dan suatu hari, aku dan dia bertemu lagi. Di saat berbeda, tapi tetap dengan perasaan yang sama.

Meta morfillah

No comments:

Post a Comment

Text Widget