Pages

29 July, 2015

Menjaga diri

Rasanya seperti bayi yang belum memahami aksara. Aku kehabisan kata. Saat kamu datang tanpa pernah memberitahu padaku tentang rasamu. Tak pernah kubayangkan, kautawarkan genggaman untuk mengobati luka di jiwa. Jantungku berdegup begitu cepat, seperti ingin melompat dari wadahnya. Bertanya-tanya, mimpi apa aku semalam? Terasa ada ribuan kupu-kupu dalam perutku, menggelitiki. Bernafas agak berat dan perlahan. Bertanya-tanya, nyatakah semua ini?

Ini bukan perkara jatuh hati bagiku, melainkan tentang perjuangan. Kamu yang berusaha memperjuangkanku. Kamu yang bahkan tak kukenali dengan baik. Sebab aku menganggapmu sama seperti lainnya. Hingga hari di mana kamu datang menyatakan pada orangtuaku. Hari yang membuatku melihatmu dalam sudut pandang berbeda. Saat aku menyadari bahwa kamu menitipkan harapanmu padaku.

Sungguh, wanita mana pun akan senang diperjuangkan. Tapi, aku harus segera sadar bahwa semua adalah milikNya dan terjadi atas izinNya. Maka, inilah ujian aku dan kamu, bila ingin mewujud kita. Ujian mendekatiNya, berserah padaNya dalam mewujudkan kita. Bertawakkal dan menepis rasa memiliki yang meminta tumbuh sebelum waktunya. Inilah saat upaya kita diuji keras dan doa kita harus menderas. Harapku, semoga semua tetap berjalan dalam koridorNya, dan mendapat ridhaNya.

Semoga Allah selalu dan tetap menjadi yang pertama. Semoga kita mampu menjaga orang yang kita sayangi dari ketidakmampuan kita menjaga diri.

Meta morfillah

No comments:

Post a Comment

Text Widget