Pages

14 July, 2015

Jatuh cinta diam-diam

Ini perasaanku, bahwa aku menyukaimu. Bagaimana perasaanmu padaku, itu urusanmu. Jadi balik lagi ke perasaanku saja, yang kupahami benar. Aku menyukaimu, namun menegurmu saja aku berpikir seribu kali. Sebenarnya banyak celah untuk membuka percakapan denganmu, tapi aku membatasi. Meski begitu ingin, aku menahannya. Mengapa? Sebab, aku takut kamu akan menanggapinya, lalu asyik dan kita terbuai dalam kasih semu.

Kautahu, aku benar-benar menyukaimu. Bukan sekadar suka untuk dijadikan pacar. Tapi, suka sebenarnya suka untuk menjadikanmu sahabat dalam suka dukaku hingga menua bersama dalam hidup. Sebagian kawanku bilang ini namanya jatuh cinta diam-diam. Memang benar-benar aku diam kalau di dekatmu. Bahkan berusaha tak menggubrismu bila kulihat kausudah melampaui batas. Aku suka. Tapi aku juga takut. Takut tak bisa menjagamu, karena ketidakmampuanku menjaga diri.

Pernah tidak, kamu merasakan hal sepertiku? Hal ini begitu merepotkan. Aku harus bersikap acuh, tak peduli saat aku benar-benar begitu peduli padamu. Lalu kini, aku berusaha merelakanmu dan pura-pura mengikhlaskanmu. Sebab, aku melihat kita belum akan mewujud. Kamu masih dalam tebar pesonamu dan aku masih dalam keresahanku. Tak mengapalah, aku berpura-pura hingga aku lupa bahwa aku sedang berpura-pura.

Meta morfillah

No comments:

Post a Comment

Text Widget