Pages

27 July, 2015

Kajian tauhid 27 juli 2015 - part 1

Ustad edi abu marwa
Masjid baitul ihsan, bank indonesia
Senin, 27 juli 2015

Saat ramadhan, tujuannya laallakum tattakun--menjadi bertakwa. Lalu tibalah idul fitri, kembali ke fitrah. Tujuannya laallakum tasykurun--menjadi bersyukur. Makanya dahulukan puasa wajib baru sunnah syawal.
Syukur itu fitrah kita. Karena kita tak bersyukur, makanya kita gelisah. Fokusnya sama yang kita belum miliki, bukan yang kita miliki. Itulah penyebab gelisah.

Tauhid itu ibarat kita kuliah. Saat awal kuliah, kita sepakat ambil berapa sks, lalu kuliah, lalu ujian. Dari ujian ada beberapa yang lulus, ada yang di her (remedial). Nah, begitulah tauhid. Kita berjanji sama Allah, sudah sepakat, lalu fitrah sampai baligh. Nah, di usia baligh mulai deh diuji. Ada yang diuji dengan cinta, berkali-kali gagal. Ada juga yang diuji dengan marah. Ada pula yang gak lulus mata kuliah hingga selesai kuliah. Itu namanya di DO. Contohnya, yang diuji dengan marah-marah, sampai mati suka marah-marah, hingga tiba-tiba dia meninggal saat marah. Berarti dia gak lulus di bab marah. Kita semua pasti diuji, beda-beda. Maka tetap teguhlah dalam fitrah kita, bertaubat, tegakkan syariat Allah, jagalah ketauhidan kita.

Coba renungkan nikmat Allah. Sehat sama tidak sehat, banyakan mana? Pasti banyakan sehat.
Punya uang, tidak punya uang, banyakan mana? Pasti banyakan punya uang. Kalau tidak, pasti sudah mati. Gak mampu beli makanan, dan lain-lain.

Tanpa doa, berat sekali membesarkan anak kita. Minta sama Allah, agar anak kita tetap dijaga dan dididik olehNya. Sebab waktu kita terbatas. Ada ayah yang sulit sekali bertemu anaknya, ketemu sekali dalam 6 bulan, tapi anaknya tahfiz, menguasai 5 bahasa. Tahu apa rahasianya? Doa ayahnya. Setiap selesai salat ayahnya bersujud lama untuk mendoakan anaknya. Kadang saat kita nasihati anak gak didengar, tapi doa didengar allah.

*catatan pribadi yang diedit tanpa mengurangi maknanya, semampu penulis.

Meta morfillah

No comments:

Post a Comment

Text Widget