Pages

13 July, 2015

Dikerjai mama

"Kakak bilang, mama gak usah masak ketupat katanya, Met."

"Iya, ga usah. Kan ada rendang buat lauk. Udah istirahat aja."

"Iya."

***

Keesokan hari.

"Met, anterin belanja. Ada yang ketinggalan."

Aku antar mama ke tukang sayur naik motor. Aku tunggu di motor, sementara mama lama di tukang sayur. Balik-balik bawa kantong besar dan berat.

"Loh, kok, banyak? Katanya cuma ketinggalan. Ini mah borong." Aku rada manyun kece. Mama diam saja, sembari mesem-mesem kayak bayi--karena memang sudah tidak bergigi. Dikerjai aku!

Sesampainya di rumah, sedikit-sedikit mama manggil. Minta tolong kupas nanas lah, bangkuang lah, labu lah, iris kelapa lah, ulek bumbu lah, cuci beras ketan lah, dan lah lah lainnya. Sampai aku sadar... kok banyak amat ya?

Langsung aku ke kulkas dan buka pintunya. Yaaa ampuuunn sampai penuh berjubel isinya!

"Mamaaaaa... ini apaan?" Teriakku memanggil mama.

Mama datang ke dapur dan melihatku sedang berkacak pinggang di depan kulkas. Tahu, apa yang mama lakukan? Dia mesem-mesem lagi kayak bayi! Benar-benar dikerjai akunya.

"Mamaaaaa... kan udah dibilang jangan masak yang repot-repot. Ini banyak banget, mau bikin apaan sih?"

"Gak repot, kok. Kan ada kamu yang ngerjain. Cuma masak rendang lagi sekilo, sayur ketupat, ketupat ketan, jengkol balado, asinan, semur, ayam goreng. Itu aja dulu."

"Huwaaa... banyak banget! Siapa yang mau makan?" Ini kuucapkan dengan intonasi rada mengomel.

"Kan buat kamu sama uda. Kalau gak habis ntar kakak datang sama keluarganya juga dimakan. Daffa, galih, zahir pasti ngabisin. Belum kalau ada teman kamu. Kan kamu mah banyak teman-teman komunitasnya."

"..."

***

Melarang mama masak tiap mau lebaran, sama aja kayak melarang mama manjain cucunya. Tepatnya sih bukan melarang sebenarnya, tapi mengurangi porsinya. Soalnya kami--anak-anaknya--juga sayang sama beliau, gak pengin beliau ngabisin uangnya gak karuan dan bikin beliau sakit karena kecapekan. Sayangnya, begitulah mama... banyak ngelesnya. Kalau diomelin, tar ngambek, diam, malah nambah banyak yang dilakukan. Hahaa... benar-benar deh... lucu.

Semakin bertambah usianya, semakin seperti anak kecil. Harus sering-sering kontrol intonasi suara kalau ngobrol sama beliau. Sering-sering ajak bercanda, walau mau ngomong serius, pengantarnya tetap saja pakai candaan. Sering diajak ngobrol dan ditemani. Yaa... belajar terus.

Sayangi orangtuamu. Jangan sampai karena kamu sibuk bertumbuhkembang, kamu lupa bahwa usia orangtuamu juga beranjak senja.

Meta morfillah

No comments:

Post a Comment

Text Widget