Sebuah
tempat penyimpanan “Rekam Jejak Peradaban” bernama Museum
Salah satu pintu yang dapat menguak rekam jejak peradaban
bangsa adalah Museum. Di sana banyak sekali menyimpan berbagai benda berupa
koleksi bernilai tinggi karena memiliki hubungan yang sangat erat dengan
peradaban masyarakat pada masa-masa yang lalu.Benda-benda tersebut bisa
merupakan produk seni (lukisan,patung,peralatan musik,naskah lagu), peralatan
kerja (kampak dari batu},dokumen pemerintahan ( teks proklamasi,naskah
perjanjian) ,bangunan (bangunan cagar budaya) dan masih banyak lagi benda-benda
yang dapat memberi gambaran kepada kita tentang apa-apa saja yang pernah
terjadi atau berlangsung di negri ini. Tinggalan sejarah tersebut sangat perlu
diketahui oleh banyak pihak terutama bagi yang perduli dengan masa depan, baik
masa depan sendiri, masyarakat maupun bangsa. Dengan
melihat,mempelajari,kemudian mengerti dan memahami benda-benda bersejarah yang
tersimpan di museum-museum, minimal dapat lebih mengetahui apa-apa saja yang
telah dikerjakan serta dihasilkan oleh generasi sebelum kita. Dari fakta-fakta
itu akhirnya kita dapat membandingkan dengan apa-apa yang sedang dilakukan dan
dihasilkan oleh generasi yang sedang eksis, untuk membuat penilaian tentang
plus dan minusnya. Dengan fakta-fakta tersebut kita dapat menarik kesimpulan
tentang bidang apa saja yang pada masa kini telah mengalami kemajuan yang pesat
dan mana yg sebaliknya,tanpa mengabaikan cara pandang yg lain.Sampai tahap ini
minimal dapat kita ketahui apa yang telah kita capai dibandingkan apa yang
telah dicaoai pendahulu-pendahulu kita. Nah, selanjutnya apa saja yang masih
menjadi impian kita semua supaya apa-apa yang kita lakukan dan hasilkan dapat
menjadi koleksi yang membanggakan generasi setelah kita ketika meraka-mereka
berkunjung ke Museum. Dari uraian di atas sangat jelas kenapa Museum harus
dikunjungi? Dengan sering mengunjungi Museum minimal kita akan mengenal
sebagian rekam jejak pendahulu-pendahulu kita yang dapat kita pakai untuk
bercermin diri guna menuju masa depan. Sekedar pengetahuan kita, bahwa lebih
dari 60 museum ada di DKI Jakarta, satu diantaranya adalah Taman Arkeologi
Onrust berdampingan dengan P.Kelor, P.Cipir dan P.Bidadari yang berada di
wilayah Kepulauan Seribu. Museum yg lain tersebar diberbagai lokasi, al.Museum
Sejarah, Meseum Wayang, Museum Senirupa,Museum Bahari (di kawasan Kotatua)
Museum di kawasan TMII, Museum Gajah, M.Satria Mandala dll. Nah tunggu apalagi?
mari kita kenali peradapan nenek moyang dan para pendahulu kita dengan
mengunjungi Museum. ,
*Artikel berasal dari: http://pulauonrust.wordpress.com/2010/01/02/sebuah-tempat-penyimpanan-rekam-jejak-peradaban-bernama-museum/
1.
Koreksi judul:
Menurut saya kurang menarik dan
terlalu biasa. Deskriptif sekali. Saya mengubah judulnya menjadi “Pintu Rekam Jejak Peradaban”
2. Koreksi
tulisan:
a.
Tidak adanya penggalan berupa
paragraf yang memisahkan pikiran utama tiap tulisan (ide pokok). Penceritaannya
terlalu datar dan deskriptif, kurang interaktif.
b.
Masih terdapat beberapa typo,
seperti: “dicaoai”
yang seharusnya “dicapai”; “meraka-mereka” yang seharusnya “mereka-mereka”; “peradapan”
yang seharusnya “peradaban”.
c.
Tata penulisan mengenai letak beberapa
tanda baca yang masih kurang tepat dan sangat mengganggu saya sebagai pembaca. Beberapa
contoh kalimatnya, sebagai berikut:
-
Dalam potongan kalimat “lalu.Benda-benda”. Tidak adanya tanda spasi setelah tanda titik (.) di akhir
kalimat.
-
Dalam potongan kalimat “pemerintahan ( teks”.
Seharusnya tidak memakai tanda spasi setelah tanda buka kurung.
-
Dalam potongan kalimat ” Museum. ,”. Seharusnya
setelah ditutup tanda titik (.) di akhir kalimat, tidak perlu ditambahkan tanda
koma (,) lagi.
-
Dan
masih ada beberapa kesalahan peletakan tanda baca dengan kasus yang sama
seperti di atas.
d.
Masih terdapat kata-kata yang tidak
sesuai EYD. Misalnya: Tinggalan,
negri, sekedar, dll.
e.
Penyingkatan
kata yang tidak konsisten dan sebaiknya tidak perlu dilakukan. Seperti Pulau
disingkat jadi P., antara lain disingkat a.l, Museum disingkat menjadi M.
f.
Beberapa
kata ulang yang membuat kalimat tidak efektif. Misal:
-
“masih
banyak lagi benda-benda”. Seharusnya setelah dijelaskan ‘banyak’, tidak perlu
diulang kata ‘benda-benda’ karena artinya sudah jelas menyatakan banyak.
g.
Penggunaan
di- sebagai prefiks (awalan) dan preposisi yang menandai tempat(kata depan)
yang masih kurang tepat. Misal: “satu diantaranya adalah”. Seharusnya “di
antaranya”.
h.
Pemakaian
huruf kapital yang kurang tepat. Misal: “Salah satu pintu yang dapat menguak
rekam jejak peradaban bangsa adalah Museum.” Seharusnya, penulisan museum tidak
memakai huruf kapital, kecuali disertai dengan nama tempatnya seperti Museum Tekstil.
3.
Menulis Ulang
Pintu
Rekam Jejak Peradaban
Tahukah kamu apa yang dimaksud pintu rekam jejak
peradaban?
Tepat sekali! Kali ini kita akan berbicara
tentang museum. Salah satu pintu yang dapat menguak rekam jejak peradaban
sebuah bangsa. Di museum tersimpan berbagai benda yang memiliki hubungan erat
dengan peradaban masyarakat di waktu lampau. Tak jarang, benda-benda tersebut merupakan
koleksi yang bernilai tinggi. Jenisnya pun bermacam-macam. Ada yang berupa
produk seni (lukisan, patung, peralatan musik, naskah lagu), peralatan kerja
(kampak dari batu), dokumen pemerintahan (teks proklamasi, naskah perjanjian), bangunan
(bangunan cagar budaya) dan masih banyak lagi. Semua benda itu memberikan gambaran
kepada kita, tentang apa saja yang pernah terjadi atau berlangsung di negeri
ini.
Peninggalan sejarah itu amatlah penting untuk
diketahui oleh banyak pihak. Terutama mereka yang peduli dengan masa depan,
baik masa depan sendiri, masyarakat maupun bangsa. Dengan melihat, mempelajari,
kemudian mengerti dan memahami benda-benda bersejarah yang tersimpan di museum,
minimal membuat kita mengetahui apa saja yang telah dikerjakan serta dihasilkan
oleh generasi sebelum kita. Berdasarkan fakta tersebut, kita dapat
membandingkannya dengan apa yang telah dihasilkan oleh generasi masa kini. Lalu
membuat penilaian tentang kelebihan dan kekurangan yang ada pada setiap
generasi. Dari data tersebut, kita dapat menarik kesimpulan tentang bidang apa
saja yang pada masa kini telah mengalami kemajuan yang pesat dan mana yang
sebaliknya, tanpa mengabaikan cara pandang yang lain. Nah, selanjutnya kita
dapat mengukur apa saja yang ingin kita hasilkan, agar menjadi koleksi yang
membanggakan generasi setelah kita ketika mereka berkunjung ke museum nantinya.
Bagaimana? Asyik kan mengunjungi museum? Dengan
sering mengunjungi museum, minimal kita akan mengenal sebagian rekam jejak
pendahulu kita. Lalu kita dapat
bercermin dari mereka guna memperbaiki masa depan. Sekadar informasi, ada lebih
dari 60 museum di DKI Jakarta. Salah satunya adalah Taman Arkeologi Onrust yang
berdampingan dengan Pulau Kelor, Pulau Cipir dan Pulau Bidadari di wilayah
Kepulauan Seribu. Museum yang lain tersebar di berbagai lokasi, antara lain Museum
Sejarah, Museum Wayang, Museum Seni Rupa, Museum Bahari (di kawasan Kota Tua),
Museum di kawasan TMII, Museum Gajah, Museum Satria Mandala dan lainnya. Nah
tunggu apalagi? Mari kita kenali peradaban para pendahulu kita dengan
mengunjungi Museum!
by: Meta Morfillah
No comments:
Post a Comment