Pages

20 October, 2014

Gadis & keyakinannya

Aku mengenal seorang gadis yang memiliki sebuah keyakinan kuat. Tentang hidup, jodoh, dan rezekinya. Bisa dikatakan dia adalah gadis yang agak keras kepala dan kuat pendirian jika berkenaan dengan keyakinannya itu.

Di saat orang lain menyangsikannya, dia begitu percaya pada Tuhannya. Terutama tentang cara. Cara hidup, cara menjemput jodoh, dan cara menjemput rezeki. Sebuah ketidakmungkinan yang dia semogakan. Dia selalu bilang, semua ini bukan perkara keberanian dan waktu saja, melainkan keimanan dan ketakwaan. Seperti kamu memilih seseorang, seberapa jauh kamu mengimani bahwa dia adalah seseorang yang patut kamu perjuangkan? Seberapa dalam ketakwaanmu dalam mengkondisikan keluarga untuk menerimanya? Sebab, bila saat itu datang, kamu seharusnya sudah tak lagi pusing dengan perkara di belakang. Sudah tak boleh ada luka, perasaan bimbang, atau hambatan restu. Sebab, segalanya telah kamu perjuangkan. Dengan keimanan dan ketakwaan, akan lahir keadilan. Sebab, hidup bukan sekadar siapa lebih berani, atau siapa lebih cepat.

Sementara, bila saat itu belum datang juga. Saat yang kamu nanti-nantikan. Maka, teruslah berprasangka baik dan memohon pada tuhan. Tak usah kau cemaskan usia. Itu hanya bilangan. Tapi, cemaskanlah apa saja yang sudah kaulakukan dalam rentang usia itu. Bukankah begitu banyak hal baik yang belum kamu lakukan, karena sedikitnya waktu yang kamu miliki di dunia fana ini? Maka, dalam masa penantian, jangan berkhayal atau mengiming-imingi diri dengan gambaran indah. Tapi isilah dengan sesuatu yang bermanfaat. Sebab, pembicaraan tentang masa depan tak akan pernah cukup waktu untuk menuntaskannya. Kamu hanya perlu menjalaninya saja. Semakin banyak pembicaraan, akan membuat kamu semakin bosan dan lelah. Itu hanya akan menumpulkan rasamu. Sudah cukup kamu menerima beragam janji manis. Sudah saatnya kamu bertanya pada tiap orang yang hadir dalam hidupmu, "Apa manfaatmu bagiku?", "Apa bedamu?"

Kita akan dinilai dari bukti yang ada. Jejak-jejak hidup kita. Bila kamu terlalu fokus pada masa depan dan melupakan hari ini, maka jangan kaget bila suatu hari nanti kamu tak ingat untuk meninggalkan jejak. Hidup untuk hari ini, seakan kita mati besok, untuk perkara akhirat. Bukankah itu sungguh bijak? Bahwa Tuhan mengingatkanmu untuk fokus pada hari ini, mengupayakan kebahagiaanmu yang terbaik untuk hari ini. Sebab, tak akan kita tahu kapan kontrak hidup kita akan berakhir. Sementara kita terus sibuk merencanakan hidup kita. Padahal, hidup adalah apa yang sedang kita alami saat ini.

Begitu banyak pelajaran yang kuambil dari gadis itu. Gadis yang kukenal baik, sebaik dia mengenalku. Mungkin, kalian kenal dengan gadis itu.



Meta morfillah

No comments:

Post a Comment

Text Widget