Pages

19 March, 2017

Penerimaan yang indah

PENERIMAAN YANG INDAH

Pagi ini Mama dan aku kembali pillow talk. Dua jam kami lewati dengan berbincang dari hati ke hati di kamarku. Dengan matanya yang terpejam karena sakit terkena sinar, Mama membahas kesendirianku. Mengingatkan petuah-petuahnya untukku. Menegaskan kasih sayangnya dan pengertiannya padaku.

Manis sekali ketika kamu tahu bahwa orangtuamu sudah memahami paradigmamu, visimu dan alasanmu berbuat begini begitu. Bukan hal mudah mencapai hari ini. Dulu, kami sering berdebat. Tapi pada akhirnya aku sadar ada yang harus membangun komunikasi positif.

Pada dasarnya orangtua, terutama Ibu akan mendukung anak selama itu benar dan baik. Ibu jauh lebih tahu apa yang dirasakan sang anak karena mereka pernah menjadi satu tarikan nafas selama 9 bulan.

"Mama memang berharap masih ada dan bisa mendampingimu saat hari bahagiamu. Tapi Mama juga tak mau kamu buru-buru dan salah pilih karena memikirkan Mama. Mama ingin kamu bahagia. Perjodohan-perjodohan itu hanya upaya Mama, selebihnya kamu yang tentukan. Yang pasti saat kamu memilih seseorang, setialah selamanya."

Insya Allah, Ma.

"Mama tahu bukan kamu tak memikirkan. Tapi kamu memilih yang lebih pasti yaitu memikirkan kematian dibanding pernikahan. Mama tetap doakan kamu agar tak sendiri. Tahun ini, insya Allah."

Sebagaimana daun yang jatuh tak pernah membenci angin, seperti itulah penerimaanku pada takdirNya. Penerimaan yang indah.

~Hatiku tenang karena mengetahui  bahwa apa yang melewatkanku tidak  akan pernah menjadi  takdirku, dan apa yang ditakdirkan untukku tidak akan pernah melewatkanku.~ (Umar Bin Khatab)🌷💐🌺🙆

Meta morfillah

No comments:

Post a Comment

Text Widget