Pages

29 September, 2016

Menembus langit

MENEMBUS LANGIT

Menjadi orangtua (wali kelas di sekolah) membuat saya menyadari betapa manusia pernah dan dulunya adalah doa-doa. Doa yang tak putus terlisankan dari bibir orangtua masing-masing. Doa akan segala kebaikan yang menembus langit. Belum pernah saya dengar doa tidak baik dari orangtua saat kita masih belum lahir dulu.

Betapa banyak harapan yang lahir bersamaan lahirnya diri kita.

Lalu saat kita bertumbuh-kembang hingga menginjak usia dewasa, kita dihadapkan pada pilihan: mau mewujudkan atau tidak, doa-doa terbaik itu. Membalas segala doa yang terlantun untuk diri ini. Entah dari siapa pun.

Saat ini, saya begitu ingin berdoa untuk anak-anak saya di kelas agar Allah melunakkan hati mereka, memberi kebaikan yang banyak, dan semakin mendekat pada penciptanya. Semoga doa-doa saya hari ini, kelak akan mereka wujudkan di masa depan.

Rabbii habli minasshaalihin...

Sebab manusia dulunya adalah doa-doa yang menembus langit.
Dari tiada-menjadi ada-bermakna-membawa bahagia bagi sesama-kembali tiada.

*Terima kasih Bapak, Mama, kakak dan yang pernah mendoakan kebaikan untuk saya.

Meta morfillah

No comments:

Post a Comment

Text Widget