Pages

18 September, 2016

Setengah hati

SETENGAH HATI

Mungkin bagi sebagian orang adalah kesempatan dan tantangan memulai sebuah hal baru dari nol tanpa ada benchmark sebelumnya. Tapi, bagiku itu semua resah.

Berkali pikiran meninggalkan semua ini singgah. Berkali kaki ingin berlari dari tempat berpijak saat ini. Tapi kembali... aku mencoba positif.

Mencoba berpikir menggunakan kacamata yang berbeda, warna topi yang berbeda. Hingga mengalihkan ke hal lain yang nyatanya tak meredakan resah. Hingga aku lelah ke mana harus melangkah.

Lalu aku mengurung diri, mengambil jeda dan mencoba berkompromi dengan diri sendiri. Menakar batas kemampuan. Seberapa jauh? Seberapa lama? Seberapa tangguh aku bertahan?

Meski gelegak dalam diriku tak padam, setidaknya aku bergantung pada waktu. Menjalani semua ini sembari berpikir, "Akankah esok aku masih di sini? Bila aku pergi, benarkah itu yang kuinginkan?" Keputusan yang kuambil, meski tampak emosional, nyatanya selalu sudah kupikirkan berulang kali.

Semua kesetengah-hatian ini... harus kujaga sebatas aku mampu. Mengabaikan semua pemicu. Sebab, aku tak akan pernah mengizinkan diriku menyesali segala keputusan yang telah kubuat. Yang kutahu, hidup hanya harus terus melaju, meski kau baru melalui badai yang memorak-morandakan hidupmu.

Dan... aku tak akan kembali untuk hal yang sama. Tak ada kesempatan kedua bagiku. Kesempatan kedua... hanyalah menunda kesalahan yang sama.

Meta morfillah

No comments:

Post a Comment

Text Widget