Pages

25 September, 2016

Air mata adalah karunia

Mudah sekali dia menangis. Mudah sekali meluapkan perasaannya dengan tangisan bahkan teriakan tanpa peduli orang lain memperhatikan. Sungguh, aku iri melihatnya.

Air matanya ia gunakan dengan efektif dan efisien. Selesai menangis, dadanya pasti sedikit lebih lega, meski masalah tak sirna.

Sedangkan aku, di kamar tergelap, tanpa siapa pun, sulit sekali memaksa mataku menangis. Mengapa air mata tak kunjung keluar? Padahal aku sedang sedih sekali. Sungguh, aku seakan lupa bagaimana cara menangis lepas. Selepas tertawa.

Saat seperti itu, aku menyadari betapa air mata adalah karunia. Hanya orang-orang beruntung yang bisa mengeluarkan air matanya dengan tepat, efektif, dan efisien.

Nampaknya... aku belum beruntung.
Iya, kan?

Meta morfillah

No comments:

Post a Comment

Text Widget