Pages

26 February, 2016

Sehatlah selalu, Nak!

Sebagai guru, saya amat senang bila murid saya berhasil mendapatkan nilai di atas KKM, juara lomba ini itu, jago berbagai bahasa, bisa menjawab semua pertanyaan dengan tepat.

Namun kian hari saya menjadi jauh lebih senang bila murid saya peduli pada lingkungan (memungut sampah bila melihatnya, melaksanakan piket, menyusun sandal/sepatu dengan rapi), peduli teman (memiliki rasa empati pada teman yang sakit atau kurang di suatu pelajaran, tidak memilih-milih dalam berteman), serta mengamalkan 7 kata ajaib (bismillah, alhamdulillah, assalammualaikum, maaf, tolong, permisi, dan terima kasih) serta melaksanakan salat dengan tertib dan tidak bolong-bolong.

Tapi di balik itu semua, saya bersyukur bila melihat murid-murid saya tetap sehat, semangat, aktif dan bisa mengikuti pelajaran di tiap harinya.

Pada akhirnya, kesehatan mereka menjadi sebuah hal yang selalu saya inginkan di atas segalanya. Sebab saat mereka sakit, ada sebagian diri saya yang juga melemah. Memikirkan kapan mereka bisa bergabung lagi di kelas.

Mungkin, seperti itu perasaan ibu pada diri kita. Di antara banyaknya harapan, melihat anaknya sehat adalah keinginannya yang utama. Ia akan cemas bukan kepalang bila anaknya sakit. Bukan lagi ada bagian dirinya yang melemah seperti saya, melainkan mungkin seluruhnya. Sebab ibu pernah merasakan satu tarikan nafas dengan diri kita selama sembilan bulan di kandungan.

Meta morfillah

No comments:

Post a Comment

Text Widget