Pages

13 February, 2016

Perjalanan tangan

PERJALANAN TANGAN

Tuhan tidak bisa berada di semua tempat sekaligus, karena itulah Dia menciptakan para ibu. (Pepatah Yahudi)

Seorang ibu muda sedang menidurkan bayi perempuannya yang sakit flu di malam yang gulita. Hanya ada mereka berdua di rumah. Hanya ada suara detak jantung keduanya dan detik jam yang menggema di keheningan. Setelah berjam-jam akhirnya bayi itu tertidur juga, meski nafasnya berbunyi. Tangannya menggenggam baju ibunya, tepat di bagian dada. Tangan yang mungil, bersih, putih, halus, lembut, belum tersentuh kerasnya dunia. Sang ibu mengelus tangan itu dengan sayang. Pikirannya membelukar ke waktu-waktu mendatang.

Tangan mungil itu, akan mulai mengenal tantangan saat kakinya mulai menjejak bumi. Tangan yang mungkin akan sering tergores atau terluka saat belajar merangkak, berjalan dan memenuhi rasa ingin tahunya. Tangan itu akan lebih sering memegang pensil saat ia mulai belajar menulis. Tangan itu akan banyak membuka pintu saat remajanya, mungkin juga tangan itu akan menghapus banyak air mata atau menjadi penyebab air mata ibunya. Perlahan tangan itu akan mengepak kopernya sendiri. Tangan itu akan sering membuka pintu rumah untuk meninggalkannya, bekerja, bermain, atau bepergian. Lalu tangan itu akan sering pula menutup pintu yang dia tinggalkan, untuk kembali. Mungkin tangan itu akan jarang menyentuh barang-barang di rumah lagi. Sang ibu berharap agar tangan itu mampu membuka lebar dan memeluknya sesering mungkin di hari senjanya kelak. Tangan itu pula yang kelak membantunya berjalan saat kakinya sering nyeri dan ngilu kedinginan. Semoga saja tangan itu paham mana yang prioritas. Sang ibu pun amat berharap agar tangan itu lebih sering terkatup untuk berdoa, lebih sering terulur untuk menolong dan berbagi dengan sesama. Hingga suatu hari tangan itu akan diberi cincin di jari manisnya dan akan ada tangan kokoh yang menggenggam tangan halusnya. Lalu tangan itu melahirkan tangan mungil lainnya. Di suatu malam nanti, tangan itu akan mengelus tangan mungil bayinya dan membayangkan seperti apa tangan mungil itu kelak. Persis seperti dirinya saat ini.

Meta morfillah

No comments:

Post a Comment

Text Widget