Pages

29 February, 2016

Saksi

Aku pernah menjadi saksi atas peristiwa penting dalam hidup seseorang. Salah satunya adalah peristiwa saat kakak kelasku menikah. Peristiwa pernikahan itu saja sudah begitu penting dan agung, di mana malaikat hadir untuk mendoakan calon pasangan penambah daftar penghuni surga. Tapi pernikahan ini begitu istimewa sebab aku mengikuti prosesnya dari awal hingga acara berlangsung, menyaksikan bagaimana liku pencarian hingga pada akhirnya doa bertemu jawaban. Kilas balik itu begitu membekas saat prosesi akad berlangsung.

"Tha, aku lagi proses. Doakan ya!"

"Pasti, Kak! Kebahagiaanmu adalah kebahagiaanku juga."

"Semoga kali ini tidak gagal lagi. Aku lelah, Tha."

"Insyaa allah, banyak berdoa dan istikharah ya, Kak."

"Kalau sampai yang ini gagal, aku enggak tahu akan butuh berapa lama untuk pemulihan lukanya. Jujur saja, aku udah desperate. Usiaku sudah tak lagi muda. Aku pasrah kalau sampai tak tertakdir menikah. Mungkin jodohku enggak di dunia ini."

"Hei... hei... ingat iblis itu asal katanya dari ablasa yang artinya putus asa. Kalau sampai Kakak putus asa, berarti Kakak sama dengaaaaaaan...."

Perempuan teduh berkacamata itu tersenyum. Perempuan yang begitu mandiri, pintar, hebat, namun tetap memiliki kekhawatirannya sendiri. Entah sudah berapa malam ia lewatkan dengan air mata sebab banyaknya kegagalan menuju pelaminan. Tapi dari setiap kegagalan, yang kulihat adalah semakin bertambah baik pemahaman hidup serta kualitas dirinya. Mungkin ia tidak menyadari, tapi aku menyaksikannya dalam diam.

Lalu saat ini, ketika "Qabiltu..." terlisan dari bibir seorang pria yang kutahu jelas kualitasnya seakan menjawab semua kegelisahan perempuan itu. Yaa... aku mengenali calon prianya. Lelaki yang juga memiliki pemahaman hidup baik dan menjaga diri. Sungguh pasangan yang menggenapi.

Ketika cinta dituturkan dalam doa kepada sang maha cinta, ia pun menjelma tasbih yang indah. Denyutnya merdu melafazkan keindahan skenario, sesuai sabdaNya yang telah dijanjikan. Bahwa usaha manusia pasti akan dibalas sebab Ia adalah sebaik-baik pemberi balasan. Hingga penuh dada ini akan rasa bahagia yang mengembang-ngempis. Maka, percayalah pada janjiNya... tak usah cemas... kerjakan saja bagian kita dengan sepenuh hati. Ikhtiar, doa, ikhtiar, doa... hasil? Biarlah Ia menyelesaikan bagianNya dengan beragam kejutan untuk hambaNya.

Meta morfillah

No comments:

Post a Comment

Text Widget