Sesempurnanya wanita, kami tetap "tulang rusukmu yang
bengkok". Jadi tolong, luruskanlah
kami dengan kelembutan.
Itulah yang saya rasakan sebagai
wanita. Yaa... memang kami dibilang fitnah terbesar di muka bumi ini. Tapi
jangan lupa, kalian lahir dari rahim seorang wanita. Nabi merupakan bapak dari
para wanita (empat anaknya adalah wanita). Masih ingatkah juga, bahwa jika
wanita melakukan kesalahan, ia tidak akan langsung dimintai pertanggungjawaban
sebelum empat orang lelaki terdekatnya (Bapak, Suami, Adik/Kakak lelaki, dan
Anak/Keponakan lelaki) yang dihisab karena tak menjaga wanita tersebut. Karena
hati kami memang rentan. Kami rapuh dan lemah—walau seringkali terlihat kuat.
Hingga muncul sebuah aliran bernama feminisme. Bahwa wanita bisa melakukan
segalanya sendiri tanpa lelaki. Tapi sesungguhnya tidak benar—terutama bila
telah datang saat kami sakit haid. Dalam Al Qur’an saja, haid itu dibilang
penyakit. Karena memang sangat sakit. Ah… andai kalian para lelaki mengetahui
rasanya. Ini bukan asumsi atau ajang kemanjaan kami semata. Ada beberapa di
antara kami yang memang mengalaminya hingga rasanya seperti sekarat—ini tidak
lebay. Sungguh!
Maka ketika kami melakukan
kesalahan, baik yang disengaja atau pun tidak, tetap tegur kami dengan cara
yang baik, intonasi yang terjaga dan alangkah lebih baik berdua saja (privasi).
Jangan kasar terhadap kami, sebab kami adalah perekam sejarah yang kuat. Memori
kami akan mencatat dua kali lebih tajam segala perlakuan buruk yang kami
terima. Lalu kami akan menyimpannya dan mengeluarkannya sewaktu-waktu sebagai
bom waktu, hingga tak jarang kami akan mengambil sebuah keputusan nekat yang
akan kami sesali nantinya. Yaa… kami sadar akan hal itu. Emosi kami cenderung
lebih kuat dibandingkan logika. Mungkin inilah kelebihan dan kekurangan kami,
para wanita. Karena kami tercipta dari “tulang rusuk Adam yang bengkok”, maka
tolong luruskan kami tiap kalian melihat kami menyimpang. Sungguh, kami akan
menerima dengan terbuka dan merenunginya jika kau sampaikan dengan cara yang
baik.
Cara yang baik dan lembut. Itu
saja kuncinya.
With love,
Meta
morfillah
No comments:
Post a Comment