Pages

13 December, 2015

[Review buku] 99 kisah orang shalih

Judul: 99 kisah orang shalih
Penulis: Muhammad bin Hamid Abdul Wahab
Penerjemah: Munawwarah Hannan
Penerbit: Darul Haq
Dimensi: x + 161 hlm, cetakan viii juli 2012

Buku ini berisi tentang kisah-kisah teladan dan figur bagi umat islam yang benar-benar pernah hidup dan bukan tokoh fiktif. Usia mereka beragam, ada yang sejak usia 3 tahun, balita, remaja, dewasa, hingga tua renta. Masing-masing memiliki keistimewaan ibadah, sikap, dan cara berkomunikasi yang khas dengan Allah dan manusia. Beberapa di antaranya, ada yang namanya cukup familiar dan kisahnya sudah sering kita dengar.

Dari segi bahasa, buku ini merupakan terjemahan penulis asal Riyadh, yang memang bersumber pada hadist sahih. Sehingga agak kaku dan kadang sulit saya pahami maksudnya, sebab ada beberapa ungkapan atau kalimat yang tidak dijelaskan oleh penerjemah dan penerbit. Itu menyebabkan saya semakin bingung setelah membacanya. Persis buku text kuliah yang begitu kaku. Sehingga agak sulit bila saya ingin mengisahkan ulang kepada kawan atau anak-anak. Tidak ada pula penjelasan mengenai tokoh ini mengajak kita mengambil hikmah tentang sikap ini, atau pembelajaran dari kisahnya. Sehingha terasa menggantung. Terlalu bebas pembaca menginterpretasikan kisah tersebut.

Porsi tiap tokoh pun berbeda, ada yang begitu detil, panjang lebar hingga beberapa halaman, ada yang hanya dua paragraf.

Untuk sistematika kisah pun, terkadang ada nama yang diulang di beberapa kisah. Alangkah baiknya bila diurutkan berdasarkan sebuah benang merah. Keterkaitan nama, urutan waktu, urutan usia, atau urutan kekhalifahan. Tidak acak seperti yang tertera di buku ini.

Kisah yang paling saya suka adalah kisah 43 berjudul ibadah 500 tahun sekali pun tidak sebanding dengan satu nikmat Allah. Dan kisah 61 berjudul Ibnu Jarir Ath Thabari, salah seorang yang disiplin menjaga waktu sebab ia menulis kurang lebih 14 lembar di tiap harinya, sejak baligh hingga wafat di usia 86 tahun, karyanya sebanyak 300.058 lembar.

Saya apresiasi 3 dari 5 bintang.

"Siapakah yang lebih berhak menangis selain aku? Sedangkan aku ini tahu bahwa perjalananku masih sangat jauh, sementara bekal yang aku bawa sangat sedikit? Dan sementara aku berjalan melewati jalan menanjak yang terjal dan tebing menurun yang curam, apakah perjalananku ini menuju surga atau neraka? Sama sekali aku tidak tahu ke manakah di antara keduanya aku berakhir kelak." (Hlm. 33)

Meta morfillah

1 comment:

  1. wah desain blognya baru :D bagus :D suka warna dan headernya :D

    ReplyDelete

Text Widget