Pages

07 April, 2015

[Review buku] Garis batas

Judul: Garis Batas
Penulis: Agustinus Wibowo
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Dimensi: xiv + 510 hlm, 13.5 x 20 cm, cetakan pertama April 2011
ISBN: 978 979 22 6884 3

Tajikistan yang terlihat modern dengan mobil, namun harga bensin selangit. Kirgiztan, negara pertama yang memproklamirkan kemerdekaan dari Moskow (jajahan Uni Soviet). Kazakhstan yang memindahkan ibu kotanya dari kota kosmopolitan Almaty ke padang gembala Astana. Uzbekistan dengan nilai mata uangnya yang begitu anjlok bahkan kurang dihargai oleh warga negaranya sendiri. Hingga Turkmenistan yang begitu makmur namun terisolasi dari dunia, seperti hidup di negara khayalan. Tak perlu bekerja, tak perlu gaji dan propaganda serta doktrin dari sang pemimpin Turkmenbashi yang membuat warganya puas dan bangga akan tanah airnya sendiri.

Melalui garis batas, agustinus mengajak pembaca memaknai kembali tentang nasionalisme. Dari perjalanannya di lima negeri Asia tengah yang berakhiran Stan, saya belajar beragam kultur, agama, demografis hingga sisi humanis tiap warga negara. Betapa ada banyak hal yang begitu saya syukuri terhadap tanah air Indonesia setelah menikmati perjalanan Agustinus di buku ini. Terkadang, boleh jadi kita menganggap negeri lain lebih indah dan seperti surga, tanpa menyadari bahwa surga bisa dibangun di tanah kita sendiri.

Betapa beruntungnya saya, menemukan buku ini di Gramedia Sale Botani Square Bogor seharga 15 ribu rupiah. Oh ya, agak mengharukan ketika saya membaca bagian penutup buku yang dituliskan oleh penulis, bahwa buku ini dipersembahkan untuk mamanya yang sakit kanker, tanpa sempat melihat terbitnya buku ini.

Saya apresiasi 5 dari 5 bintang.

Meta morfillah

No comments:

Post a Comment

Text Widget