Pages

23 February, 2015

Cacatnya sebuah metamorfosa

Seekor kupu-kupu sedang berusaha melepas dirinya dari kepompong. Namun ia kesulitan. Kepompongnya terasa begitu lengket. Seseorang yang memerhatikan proses metamorfosa tersebut merasa iba. Ia merobek sedikit kulit kepompong, agar kupu-kupu itu dapat terbang bebas. Namun, apa yang terjadi?

Kupu-kupu itu cacat seumur hidupnya. Ia tak bisa terbang. Sebab, proses metamorfosanya rusak karena sentuhan kebaikan seseorang.

***

Kautahu, saat ini aku merasa seperti orang yang sedang mengamati metamorfosa kupu-kupu itu. Kamu adalah sang kupu-kupu yang tengah berjuang. Gemas, betapa aku ingin membantumu meluruskan sayapmu, meringankan masalahmu. Tapi, aku tahu... bahwa itu malah akan merusakmu. Hidupmu.

Maka, hal terbaik yang bisa kulakukan adalah membiarkanmu. Hanya memerhatikanmu dari jauh. Berdoa, saat melihatmu jatuh dan sibuk berjuang, hingga melupakan kehadiranku. Berharap, kamu bisa segera melewatinya dan mengatasi sendiri.

Pada mereka yang hendak menawarkan bantuan, kualihkan dengan tanda-tanda. Bahwa kamu tak boleh diganggu, dicampuri urusanmu, hingga kamu berhasil melewati tahap metamorfosamu.

Begitulah... terkadang cinta yang dalam tidak membiarkanmu bertindak. Kau bahkan harus hening, seakan tak ada. Kau harus acuh. Sebab, tak semua hal membutuhkan bantuanmu.

Meta morfillah

No comments:

Post a Comment

Text Widget