Pages

21 February, 2015

Go to Malaysia [Part 2]



Hari pertama, 2 Mei 2014

Kami bergegas sarapan, lalu check out dari hostel. Sebab, tujuan kami adalah ke Malaka. Kami menaiki moda transportasi yang berbeda, mulai dari LCCT hingga sky bus. Langit begitu cerah dan matahari begitu semangat memancarkan sinarnya. Tiba di Malaka, kami agak kebingungan menemukan hostel yang sudah kami booking, sebab tidak ada papan namanya. Setelah bolak-balik dan yakin pada satu tempat yang kami curigai—memang itulah hostel kami, jika berdasarkan alamatnya. Namun digembok—dan berteriak-teriak di depan pintunya. Tak lama keluarlah seorang lelaki Chinese—namanya Steve kalau tak salah. Saya lupa!—dan setelah kami konfirmasi, ternyata memang benarlah itu hostel yang kami cari. Steve bercerita bahwa ia mengelola hostel ini sendirian, di samping itu ia membuka semacam toko baju hasil desainnya sendiri. Ia meminta maaf agak lama membuka pintu, karena ia baru tidur beberapa jam di pagi itu. Semalaman ia begadang membuat desain baju. Well, cukup salut sama Steve. Mandiri sekali, patut dicontoh!
 
kamar hostel Malaka

Scene di pintu belakang hostel Malaka


Jam Merah Malaka



Hari yang cerah dan pemandangan yang indah di Malaka sangat sayang jika dilewatkan. Maka, kami bergegas menyusuri Malaka, berfoto di setiap sudut yang kami anggap bagus. Hingga tak terasa, hari menjelang siang, dan kami sangat lapar. Di sini, kami diuji kembali… berjalan bolak-balik mencari tempat makan yang halal. Banyak tempat makanan di malaka, namun setiap kali kami masuk, mereka yang melihat kami memakai jilbab, memberitahu bahwa makanannya tidak halal. Yaa… memang Malaka seperti China town nya Malaysia, terlalu banyak Chinese. Kami pun bertanya-tanya, ke orang sekitar di mana kami bisa menemukan makanan halal. Mereka menunjuk ke satu tempat bernama Kampung Jawa. Lumayan jaraknya. Terlebih matahari yang semakin terik bersinar, membuat kami meleleh berjalan sejauh itu.





Sesampainya di Kampung Jawa, kami memesan sate kerang, mie dan es teh manis. Ada kejadian lucu di sini, saat memesan es teh manis. Perbedaan bahasa Melayu dan Indonesia, serta kekurangmampuan pelayannya dalam bahasa inggris, membuat kami lama memesan es teh manis.

“…and sweet ice tea, two.”
Muka pelayannya bingung, dan mengernyit seakan berkata, “Maaf, kamu pesan apa? Ulangi.”
“Es teh manis dua.”
Dia masih tak paham, lalu memanggil seniornya. 

Kami mengulangi pesanan kami. Tapi pelayan itu dan seniornya  bingung kembali.
Mulailah kami dengan bahasa tubuh dan kosakata bahasa inggris seadanya menambahkan,
“Ice”
“Cold”
Dan pelayan itu masih juga tidak paham. Ia malah menggeleng-gelengkan kepalanya. Hingga salah satu dari kami menunjuk es teh manis yang dipesan orang di samping kami, dan berkata “Like that!”
Pelayan itu melihat ke sana dan menyeringai seraya berkata, “Ooo… Teh O sejuk!”
Kami bertiga serentak berkata, “Naaahh…. Itu!”
Tak lama, dia membawakan pesanan kami dengan benar. Ternyata, teh manis di sana namanya teh O! Dan kalau mau minuman yang dingon bilangnya sejuk, hahah…



Makanan di Kampung Jawa itu begitu sesuai dengan namanya. Rasanya maaaaniiisss… sampai sate pun manis. Berasa kayak makan gula bentuk sate.. haha. Sehingga lekas membuat kenyang dan agak eneg. Dari Kampung Jawa, kami memutuskan kembali ke hostel untuk salat dan beristirahat sejenak. Sesampainya di hostel, Steve memberitahu bahwa nanti malam akan ada perayaan di Malaka, tak jauh dari hostel kami. Ia menyarankan agar kami beristirahat untuk merecharge energi nanti malam. Kami pun menurut, dan menunda kelanjutan eksplor Malaka hingga sore hari, agar kuat begadang melihat perayaan di malam hari.












Lalu sore hari, kami melanjutkan eksplor Malaka hingga kami menemukan tempat makan yang halal, lumayan enak dan tak terlalu jauh dari hostel kami. Pemandangan senjanya sangat cantik. Tak lama, kami kembali ke hostel untuk salat, istirahat sejenak dan lanjut ke perayaan. Kami menghabiskan waktu menyusuri jalanan di Malaka malam hari yang sekejap berubah seperti pasar sogo jongkoknya Tanah Abang.








Meta morfillah

No comments:

Post a Comment

Text Widget