Pages

12 August, 2017

[Review buku] Ketika

Judul: Ketika
Penulis: Aiman Bagea
Penerbit: Bukune
Dimensi: x + 302 hlm, 13 x 19 cm, cetakan I Mei 2012
ISBN: 978 602 6486 07 3

Nai yang pendiam dan memilih meneruskan jejak almarhumah ibunya sebagai pelukis, tak pernah mengira bahwa hidupnya akan berwarna sebab sosok Aji. Selama ini hanya dua orang yang mewarnai hidupnya: ayah dan Diba, sahabatnya. Di saat yang sama, Diba pun menemukan sosok yang ia sukai di kampus bernama Rul. Nai amat bahagia mendapati kisah cinta dan persahabatannya begitu indah.

Sampai suatu ketika... fakta bahwa Aji dan Rul adalah orang yang sama membuat semuanya berbalik 180 derajat. Manakah yang harus ia pilih? Cinta atau persahabatan? Lalu saat semuanya kembali membaik, takdir tidak berpihak padanya. Nai harus kehilangan hal yang ia cintai. Mampukah Nai bertahan dan tetap melanjutkan hidup?

Secara alur dan konflik, novel ini begitu klise, mudah ditebak dan membosankan. Tapi secara pilihan kata/narasi, saya suka diksi penulis. Sepertinya penulis lebih cocok di genre teenlit, namun diksinya memang puitis filosofis. Agak berat untuk genre tersebut. Hal itulah yang membuat aneh alur novel ini. Remaja menjelang dewasa tapi kata-katanya terlalu "tua", dan kesan pengarang tahu segalanya padahal PoV yang digunakan adalah orang pertama sebagai aku.

Saya apresiasi 3 dari 5 bintang.

"Terkadang, cinta selalu berawal dari kata T-E-M-A-N." (H.59)

"Orang dewasa hanya butuh satu hal. Keberanian. Mengumpulkan keberanian untuk mengakui perasaan masing-masing." (H.173)

Meta morfillah

No comments:

Post a Comment

Text Widget