Pages

23 April, 2016

[Cerita Lirik] Kehidupan

Kesenangan yang datang
Tak akan selamanya
Begitulah selepas susah ada kesenangan
Seperti selepas malam datangnya siang
Oleh itu waktu senang jangan lupa daratan

Gunakan kesempatan untuk kebaikan
Sebelum segalanya terlepas dari genggaman
Kelak menyesal nanti tak berkesudahan
Apa guna sesalan hanya menekan jiwa

Jangan difikir derita akan berpanjangan
Kelak akan membawa putus asa pada tuhan
Ingatlah biasanya kabus tak berpanjangan
Setelah kabus berlalu pasti cerah kembali

Ujian adalah tarbiyah dari Allah
Apakah kita kan sabar ataupun sebaliknya
Kesenangan yang datang selepas kesusahan
Semuanya adalah nikmat dari tuhan

~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Siti menggenggam tangan sahabatnya lalu berkata, "Barakallah ya, semoga lancar hingga hari H."

"Terima kasih, Siti. Semoga kamu lekas nyusul ya."

Siti mengaminkan dan tersenyum. Tak lama temannya pamit. Tinggallah Siti sendiri di ruang tamu. Undangan bertinta perak di atas kertas ungu menjadi fokus tatapan Siti.

"Sampai kapan aku akan begini? Setiap mendapat undangan pernikahan terlebih dari orang terdekatku, ada bahagia juga ada perih yang mengiris hati. Bertanya-tanya kapankah tiba giliranku. Kapankah tiba namaku yang tercetak di sana. Haaaah... kamu masih belum ikhlas, Siti! Bodoh."

***

Bertahun berlalu. Siti belum juga bersanding dengan siapa pun. Waktu menggerogoti usianya. Siti semakin tua, namun auranya begitu energik. Sebab ia mengisi harinya dengan beragam aksi sosial. Membunuh sepi dengan tawa dan senyum orang yang dibantunya. Tak sekali pun ia izinkan dirinya untuk meratap. Sebab sekali saja ia memberi waktu memikirkan usianya, ia takut jatuh pada lembah keputusasaan. Bagi Siti, ketidaksempurnaan hidupnya adalah tarbiyah dari Allah. Siti memilih bersabar dengan bergerak dalam kerja amal.

Sayangnya, Allah terlalu sayang pada Siti... Siti diberikan penyakit berat yang membuatnya harus terhenti dari segala aktivitas. Usianya didiagnosa tak akan lama lagi. Semenjak dirawat, ruangan Siti tak pernah sepi dari penjenguk. Ternyata, semua yang pernah dibantu dan bertemu dengannya menyayangi Siti.

"Kukira, aku akan mati dalam sepi sebab aku sendiri. Tiada pendamping apalagi anak. Nyatanya, aku memiliki mereka. Orang-orang yang kusayangi dan menyayangiku. Bukankah ini impian semua orang, Siti? Mati di sekeliling orang yang disayang dan menyayangi."

Perkataan itu ternyata menjadi perkataan terakhir Siti sebelum akhirnya ia meninggal dengan tenang. Wajahnya tersenyum bahagia layaknya pengantin wanita yang dijemput selepas akad oleh pengantin pria yang telah lama dinantikannya. Siti... semoga ia menjadi bidadari surgaNya.

*cerita lirik Kehidupan by In-team

Meta morfillah

No comments:

Post a Comment

Text Widget