TOTALITAS PENUH IKHLAS..
Dua kata yang disambung dengan diselipkan penegasan sebuah kata
‘penuh’. Totalitas yang dalam pengertian sederhananya adalah
memberikan yang terbaik yang kita miliki secara total/maksimal. Sedangkan ikhlas, yang
kutahu adalah segala upaya yang bertujuan semata-mata karena Allah dalam hal
ketaatan. Dua kata inti, Totalitas dan Ikhlas,
memperkenalkan dirinya padaku di tahun 2010 ini. Mereka menjabat sebagai motto
sebuah organisasi yang kuikuti. Dan mereka sudah menjabat hampir dua tahun.
Hanya dua kata, namun dalam kurun waktu hampir dua tahun kurasa masih sulit
untuk mengejawantahkan dan memaknainya.
Teringat dengan seorang senior yang ‘menegur’ motto organisasi
kami itu. Ia juga orang yang pernah merasakan amanah untuk mengejawantahkan
kata itu. Ia mempertanyakan dimana letak keTotalitasan kami dalam
berorganisasi sedangkan yang ia lihat selalu 4L (Lu Lagi-Lu Lagi). Dan Ikhlas,
sepertinya sangat jauh dari pengurus organisasi ini. Karena mungkin ia melihat
kami tidak sungguh-sungguh berbuat sesuatu demi Allah dan sering mengeluh. Dan
aku berkelakar mungkin itulah alasan mengapa dua kata ini disandingkan. Karena
ada dua kemungkinan, pengurus yang totalitas dan pengurus
yang ikhlas. Pengurus totalitas kumaknai mereka
yang berkompeten dalam melaksanakan amanahnya, hanya saja tidak ikhlas dan
merasa terbebani, tidak enjoy dalam melaksanakan tugasnya. Sedang
pengurus ikhlas, kumaknai mereka yang melaksanakan amanahnya
sepenuh hati dan tidak mengharap hal lain semata karena Allah, hanya saja
belum/kurang berkompeten di bidangnya sehingga belum dapat bekerja secara
total.
Dibutuhkan totalitas penuh untuk menjadi ikhlas.
Dan dibutuhkan ikhlas penuh untuk menghasilkan ketotalitasan.
Di sisi lain, mereka yang sudah totalitas (si 4L) harus
belajar ikhlas saat kawan seperjuangannya tidak ada di saat
mereka membutuhkan. Dan mereka yang ikhlas berbuat sesuatu
demi ibadah & melaksanakan amanah demi Rabb-nya harus belajar totalitas.
Yaahh,,mungkin kalian bingung apa yang hendak kusampaikan. Tulisan ini hanya
berputar-putar saja seperti delman yang mengelilingi Monas tiap hari Minggu.
Tapi intinya adalah, mungkin butuh waktu yang cukup lama dan banyak untuk
meresapi dua kata itu. Maukah kalian menemaniku “belajar” memaknainya??
meta morfillah
19 September 2010 M/10 Syawal
1431 H
6:00 PM
No comments:
Post a Comment