Pages

24 April, 2013

Alangkah Lucunya Negeri Ini



Wednesday, 30 June 2010 at 20:52

Terkisah di suatu negeri seorang pemuda yang sedang giatnya menuntut ilmu(terutama dalam bidang agamanya),melahap berbagai literasi yang ia dapat, ingin mengabdi pada masyarakatnya. Diejawantahkannya niat itu dengan memasuki lembah kehidupan masyarakatnya yaitu tempat ia tinggal. Di kala senja, terdengarlah suara azan maghrib berkumandang. Walau letih pemuda itu menuju masjid terdekat rumahnya dengan semangat menggebu-gebu ingin memakmurkan masjid. Tiba di masjid,ia menanti shalat jamaah dengan berzikir di ruas jarinya. Satu per satu datanglah anak-anak cilik dan dua orang ibu mengisi shaf yang kosong hingga barisan pertama shaf itu hampir penuh. Dua menit ketika shalat jama'ah akan didirikan, datanglah seorang ibu tua yang setia shalat magrib di masjid itu. Dengan lantangnya ia berkata, "misi dong, ini tempat saya. Geser sana, saya udah biasa di sini,kamu ke belakang saja. Anak-anak juga pindah di belakang sana,bercanda mulu." Astagfirulah, ini mau shalat atau ngetek-in lapak buat dagang kaya di T***h A***G ya? Pikir si pemuda. Saat pemuda ini bergeser, ternyata ibu-ibu di sampingnya tidak mau diganggu gugat. Mereka mempertahankan letak sajadahnya disana,seakan telah dipaku dengan kuat ke lantai. Dengan geram, pemuda itu akhirnya bergeser hingga ke ujung. Dan di dalam shaf shalat itu sendiri, masih ada ruang kosong. Si pemuda coba mendekatkan kakinya dengan kaki jamaah di sebelahnya. Tak dinyana, jamaah di sebelahnya malah menjauh, dan menambah lebar ruang kosong yang dapat diisi oleh syaithan tersebut. Si pemuda lagi-lagi beristigfar dalam hatinya. Selesai shalat ia bertafakur. Ia mengkaji berbagai ilmu yang ia dapatkan dan keresahan hatinya. Ia menimbang dan menakar betapa sulitnya memberikan pendidikan di negeri ini. Dan ia paham akan perkataan di sebuah buku yang baru ia baca, berbunyi ..

"Bahwa yang sebenar-benarnya takut kepada Allah itu, ialah hamba-hambaNya yang memiliki ilmu; sesungguhnya Allah itu berkuasa lagi Pengampun "(Q.S Al Fathir : 28)

Ayat itu menjelaskan bahwa ilmu , ialah satu syarat yang terpenting untuk menjadi hamba Allah yang sebenar-benarnya.

Pemuda itu sangat mengerti akan makna kalimat di buku itu setelah mengalami kejadian tersebut. Karena ia berpikir tentulah ilmu sangat penting untuk memahami berbagai perintah Allah pada hambaNya, terutama yang tersirat. Dan ia merasa sedang menanggung beban dakwah yang berat. Karena keinginannya untuk memajukan PENDIDIKAN NEGERI itu terasa amat jauh bilamana melihat kenyataan bahwa untuk membentuk NEGERI BERPENDIDIKAN di negeri itu sendiri sulit.

Lantas bagaimana sikap pemuda ini? Akankah ia terus melanjutkan dakwahnya di ladang itu ataukah menuruti keinginan hatinya yang memilih ladang dakwah lain??
Semoga Allah memberi petunjuk dan ketabahan padanya.Aaamiiiinnn.


meta morfillah
30 Juni 2010
6 : 50 PM

No comments:

Post a Comment

Text Widget