Pages

15 November, 2018

[Review buku] I am Sarahza

Judul: I am Sarahza
Penulis; Hanum Salsabiela Rais & Rangga Almahendra
Penerbit: Republika
Dimensi: vi + 370 hlm, 13.5 x 20.5 cm, cetakan II Juni 2018
ISBN: 9786025734212

Sebelas tahun menikah. Enam kali bayi tabung, empat kali inseminasi, puluhan kali terapi, jutaan kali doa tak bertepi, kehilangan satu tuba, berkalang badai depresi, hingga akhirnya satu Sarahza terjadi. Orang lain hanya tahu kesuksesannya saja, tanpa tahu berapa banyak air mata mengiringi prosesnya.

Bagi saya, itu semua luar biasa. Menangis berkali-kali saat membayangkan bagaimana bila saya ada di posisi Hanum. Kuatkah? Dan Rangga, tentu saja luar biasa. Setia dan pandai menghibur istri melewati badai. Salah satu spesies lelaki langka.

Dan untuk pasangan, terutama yang sedang mendamba buah hati, novel ini amat saya rekomendasikan. Meski mungkin perjuangan kalian lebih dari 11 tahun dan lebih dari kisah ini. Semoga menjadi penguat usaha dan doa.

Masya Allah, betapa amanah berupa anak adalah hal luar biasa di dunia ini. Semoga kita bisa menjaga titipan itu dengan baik hingga mengembalikannya ke surga ya.

Saya apresiasi 5 dari 5 bintang.

"Family is priority, family must come first whatsoever." (H.62)

"Kesedihan mengajarkan kebijaksanaan. Orang bijak adalah orang yang banyak merasakan kesedihan, melewati asam garamnya kehidupan." (H.204)

"Poligami diklaim sunnah yang dikuatkan. Tapi rasanya, justru pria yang tidak meleluasakan, mengumbar, dan menguja naluri itulah yang hebat, yang langka. Kehebatan laki-laki bukan ditentukan dari kemampuannya memiliki banyak wanita, tapi ketika ia berani memutuskan untuk setia hanya pada satu wanita." (H.211)

"Hanya surga yang menjadi kembang gula paling manis yang selalu dinantinya meski usaha-usaha mereka pupus." (H.229)

"Loving dan losing memang hanya beda sehuruf. Namun berlawanan makna, berjarak miliaran rasa." (H.241)

"Orangtua punya hak untuk tahu nomor satu kondisi anak-anaknya. Sebahagia dan seberat apa pun." (H.243)

"Emang dulu aku janji membentuk sakinah ma waddah wa rohmah wal dzurriyah? Nggaj Say. Aku cuma berdoa kita membentuk rumah tangga sakinah ma waddah wa rohmah titik. Dan, itu bisa terwujud tanpa anak sekalipun." (H.264)

"Rindu itu berat, tapi nikmat jika dijalani dengan manfaat." (H.316)

"Di balik pria hebat, pasti ada perempuan kuat yang shalehah." (H.321)

Meta morfillah

No comments:

Post a Comment

Text Widget