Pages

25 October, 2016

Sepiring mie penuh ketulusan

Tahu gak, Sarapan pakai mie instan itu enggak sehat!

Tahu.

Bisa memicu migrainmu.

Iya.

Terus mengapa kamu sarapan itu?

Soalnya dibuatkan sama mama.

Saya kira, mama saya paham sekali akan hal itu. Beliau tahu kalau beberapa kali memakan mie instan atau mecin, migrain saya akan kambuh. Beliau pensiunan perawat, paham sekali bidang kesehatan. Tapi kadang, ada masa di mana kita tidak bisa menyajikan yang terbaik dan terideal bukan?

Kita hanya bisa memberikan terbaik dari pilihan terburuk yang ada. Lebih baik sarapan mie instan pakai telur daripada saya berangkat dengan perut kosong, sedang meriang, habis dingin dan terkuras tenaga sehabis mencuci baju pula.

Maka, mie instan ini jauh lebih baik dibanding saya tidak sarapan. Terutama masaknya pakai segenap kasih sayang seorang ibu. Angka gizi saya rasa bisa diabaikan sesekali. Inilah makanan terenak di dunia. Makanan yang dimakan saat lapar melanda dahsyat, di udara dingin, dibuat oleh kesayangan yang tulus menyajikan. Bukan makanan mahal.

Jadi, cobalah hargai setiap hal kecil yang telah kamu, dia, mereka lakukan. Mungkin memang tidak terbaik dan terideal, tapi terminim risiko dari yang terburuk.

Cherish the love and the life you live.

*Hari ini saya mendengar kabar kematian tiga orang yang terkait dalam lingkaran hidup saya. Hanya dalam kurun waktu 4 jam. Rasanya, saya patut bersyukur masih ada di dunia ini untuk memperbaiki ibadah saya.
Jangan lupa duha!

Meta morfillah

No comments:

Post a Comment

Text Widget