Pages

30 October, 2016

[Kajian] Oleh-oleh haji

OLEH-OLEH HAJI

Ustad Salim A. Fillah
Minggu, 30 okt 2016
Masjid Bank Indonesia

Ibrahim adalah sosok yg paling banyak berdoa untuk keluarga, keturunan, dan masyarakat. Periksa saja doa ibrahim di Al Quran. Dialah lelaki penuh cinta. Yang saat diangkat jadi pemimpin masyarakat/nabi, ia pun memohon untuk dijadikan qawwam anak cucunya.

Tugas keimanan ibrahim adalah menggiring manusia untuk menyadari kebesaran Allah dan melihat beragam kemanfaatan ibadah untuk manusia.

Seorang sahabat memiliki kebiasaan tercela, lalu ia meminta pendapat rasul, "Ya Rasul, aku memiliki kebiasaan yang dalam islam itu adalah sifat tercela. Bagaimana menurutmu, apakah aku harus masuk islam sementara aku masih suka melakukan kebiasaan itu, atau aku harus menghilangkan kebiasaan buruk itu dulu baru masuk islam?"

"Masuk islamlah, dan janjikan aku satu hal: Jujur."

Sebab mukmin tidak akan pernah berdusta. Kejujuran adalah keharusan bagi mukmin. Sekali mukmin berdusta, ia termasuk munafik. Perlahan bila kita jujur, Allah akan timbulkan rasa malu dan iman dalam hati kita.

Ibrahim pernah melakukan 3 dusta, dan ia merasa amat malu meskipun itu dimaklumi untuk dakwah. Inilah dusta Ibrahim yang cerdas:

1. Saat kaumnya merayakan festival berhala. Ibrahim mengatakan, "Sesungguhnya aku sakit." dalam bahasa arab yang bila ditinjau dari segi bahasa sebenarnya itu bukanlah dusta. Sebab makna sakit dengan bahasa arab yang digunakan ibrahim adalah sakit yang memang niscaya. Bahwa kita semua memang sakit di dunia ini.

2. Saat menghancurkan berhala dan menyisakan satu berhala paling besar serta menggantungkan kapak di berhala itu. Ketika ditangkap dan ditanya, "Apakah kamu yang melakukan ini pada berhala kami?"
"Yang melakukannya adalah berhala besar itu."
Sesuatu yang sangat tidak logis dan semua sadar bahwa itu khayali.  Perkataan ibrahim itulah yang menjadi dasar bahwa dongeng, novel, fiksi, dll yang mengandung pelajaran/hikmah dimaklumi dan dibolehkan dalam Islam.

3. Ketika menghindari kezaliman penguasa, lalu kaumnya berhijrah ke Mesir yang dipimpin oleh raja cabul. Raja cabul itu selalu ingin memiliki wanita yang cantik. Istri ibrahim, siti sarah adalah wanita cantik (kalau sebagian ketampanan diberikan pada Yusuf, maka sebagian kecantikan diberikan kepada Sarah. Sarah adalah nenek buyut Yusuf).

Ibrahim berkata pada Sarah,
"Di Mesir ini tidak ada orang yang beriman kecuali aku dan engkau. Maka aku akan mengaku bahwa kita adalah saudara."
Dalam makna saudara seiman. Sebab sosiologi Mesir saat itu, kedudukan istri jauh lebih lemah dibandingkan saudara. Maka Ibrahim melindungi Sarah sebagai saudara seimannya. Betapa cerdasnya!

Dari riwayat itu, hadirlah Hajar dan Ismail. Di sana Sarah mulai cemburu, sebab perhatian Ibrahim tercurah pada Ismail. Maka penting dalam pendidikan untuk memberikan makna positif saat ada anggota keluarga lain hadir. Misalnya saat akan punya adik, maka siapkan hadiah. Saat adik lahir, berikan hadiah itu pada kakaknya lalu bilang "Ini hadiah dari adik." Sehingga kakak akan senang menerima kehadiran adik yang mencuri perhatian orangtuanya.

Saat cemburu, Sarah bersumpah "Akan kupotong tiga bagian tubuh Hajar!"
Apa yang dilakukan Ibrahim? Ia tidak marah. Tetap tenang. Inilah kaidah penting: JANGAN MARAH PADA ORANG YANG BERSALAH KARENA CINTA.
Sarah marah pada Hajar karena cintanya pada Ibrahim. Itu lumrah. Sumpah Sarah itulah yang menjadi dasar adanya khitan dan tindikan kedua telinga bagi wanita.

Kecemburuan Sarah pada Hajar mengantar kita pada peristiwa awal Haji. Setiap kalimat akan diuji. Maka tibalah ujian bagi Hajar yang begitu yakin bahwa Allah tidak akan menyiakan dia dan bayinya. Hingga kekeringan dan kesulitan ia rasakan, ia memulai berlari mencari air, dasar awal sa'i dan air zam-zam.

Maka oleh-oleh haji:

1. Tirulah zuhudnya Hajar dengan bekerja hingga keajaiban datang. Lelahnya sa'i diganjar zam-zam, meski bukan hasil langsung ikhtiar Hajar, tapi lewat hentakan kaki kecil Ismail.

2. Kesungguhan di dalam menempuh jalan ikhtiar demi ridha Allah. Yakin bahwa Allah akan memberi yang terbaik bila ikhtiar kita sesuai syariatNya. Seperti perintah berqurban bagi Ibrahim.

3. Azzamkan untuk naik haji. Ikhtiarkan dengan daftar, nabung, pantaskan diri dengan menjaga ibadah. Sehingga meskipun qadarullah tidak sempat haji, tapi saat nyawa kita dicabut, maka kita sudah mabrur. Saking menjaga dirinya dengan ibadah dan amalan menyerupai haji. Sebab banyak yang sudah haji tapi tidak mabrur.

*catatan sepemahaman penulis

Meta morfillah

No comments:

Post a Comment

Text Widget