Pages

05 August, 2009

A blinded battlefield

In a battlefield to win our prince charming then a "live happily ever after" ending, we might lose. a lot.
To someone who is most beautiful.
To someone who is richer.
To someone who is popular,
smarter,
funier,
nicer, and so on.

Well, finding the ultimate perfect guy is almost impossible, yet tiring and heartbreaking.
But do we stop?


Kita benci kekalahan, kan? Tapi kayaknya bakalan lebih menyedihkan kalau kita nggak belajar sesuatu dari hal itu :
*Bahwa terkadang kita sering dibutakan oleh 'kecantikan' laki-laki (uang, kekuasaan, atau tampang, bahkan terkadang semuanya ad dlm 1 paket) dan merasa kita telah menemukan laki-laki hebat yg sempurna yg kita cari slama ini tanpa mempertimbangkan bahwa di balik itu semua mungkin mereka bukan yg terbaik untuk kita.

*Waktu kita mengeluh tentang cowok-cowok yg cuma melihat pada fisik daripada sifat-sifat dan kualitas menyenangkan, mandiri, cerdas yg kita punya, kadang kita lupa bahwa kita juga sering berlaku sama terhadap mereka. Waktunya melihat lebih dari yg terlihat, ya kan gals?

*Kita nggak butuh memenangkan seorang Ken atau pangeran super ganteng yg layak untuk membuktikan bahwa kita spesial dan cantik.

*Hidup juga NGGAK CUMA SOAL MENEMUKAN pangeran impian kan??

*Dengan semua kekalahan dan kekecewan yg pernah kita rasa, mungkin pelajaran sesungguhnya adalah waktu kita masih bisa tersenyum dan bersyukur, berpikir bahwa kita sempurna apa adanya, dan yakin bahwa bakalan betul-betul ada prince charming kita yg sejati, yg akn berpikir seperti itu tentang kita. Dia, yg bakalan tetep bilang kita CANTIK dan SEMPURNA sekalipun kita sedang gosok gigi. So, keep loving and die trying?

Wanna add and share some more lesson?


~from novel Beauty Case created by Icha Rahmanti~

No comments:

Post a Comment

Text Widget