Pages

31 May, 2024

[Review Buku] Semua untuk Hindia


Judul: Semua untuk Hindia
Penulis: Iksaka Banu
Penerbit: KPG
Dimensi: xiv+154 hlm, cetakan pertama Mei 2014 (edisi digital ipusnas)
ISBN: 9789799107107

Bagaimana cara asyik mempelajari sejarah?

Salah satunya melalui fiksi sejarah. Itulah yang dihadirkan oleh penulis dalam 13 cerita pendek masa kolonial (pra indonesia). Dengan sudut pandang unik, mengambil tokoh aku sebagai narator dari Indo (keturunan Belanda-Indonesia), bangsa lain (Belgia, Prancis) yang bersinggungan dengan beberapa tokoh sejarah Belanda seperti J. P. Coen, von Imhoff, Daendels, hingga kedatangan portugis Cornelis de Houtman ke Hindia. Ada pula persinggungan dengan peristiwa dan tokoh sejarah Indonesia seperti Pangeran Diponegoro, Untung Surapati, hingga perang puputan di Bali. Beberapa konteks yang jadi tradisi, kini saya pahami. Seperti simbol melempar uang kepeng saat puputan, artinya meminta dibunuh oleh orang yang menerima uang itu.

Berbagai intrik hingga pengkhianatan yang terjadi sebab cinta banyak mewarnai kisah di buku ini. Seperti status nyai (wanita pribumi yang dijadikan gundik orang belanda) yang mudah tergeser oleh istri asli belanda, perselingkuhan nyai untuk membunuh suami belandanya, ada juga yang meninggalkan demi cinta pada pribumi (seperti kisah nyai dasima). Belum lagi teror penyakit pada zaman itu seperti lepra, pes, hingga sariawan yang merenggut banyak nyawa.

Bagi saya yang memang lemah dalam sejarah serta geografi, kisah dalam buku ini memang terasa asing dan jauh. Namun memberi sudut pandang baru. Sebab kebanyakan fiksi sejarah yang saya dapat dari sudut pandang pribumi. Berbeda sekali dengan sudut pandang Indo yang cukup pro Indonesia di cerpen ini. Sebab mereka sendiri pun punya dilema tidak diakui sebagai Belanda totok (tulen), tapi juga tidak bisa dianggap sederajat dengan pribumi. Gagasan Max Havelaar tentang politik balas budi pun beberapa kali menjadi acuan sikap penjajah pada jajahannya.

Meski begitu, beberapa masih relevan dengan kejadian saat ini di Indonesia (contohnya quotes yang saya tampilkan). Persis seperti mengulang sejarah, hanya beda pelaku. Ya, belajarlah dari sejarah dan jangan sekali-sekali melupakan sejarah (JAS MERAH)!

Saya apresiasi 4 dari 5 bintang.

Meta Morfillah

#1hari1tulisan #resensibuku #reviewbuku #bacabuku #semuauntukhindia #iksakabanu #fiksisejarah #metamorfillah

No comments:

Post a Comment

Text Widget