Pages

04 June, 2024

[Review buku] Teh dan pengkhianat


Judul: Teh dan Pengkhianat
Penulis: Iksaka Banu
Penerbit: KPG
Dimensi: xii+164 hlm, cetakan pertama April 2019 (edisi digital ipusnas)
ISBN: 9786024811372

Ini buku kedua karya penulis setelah "Semua untuk Hindia". Masih berisi 13 cerpen, namun rasanya lebih mantap dari sudut pandang Belanda. Sebuah keahlian penulis yang unik, menceritakan kolonialisme dari sisi penjajah. Itulah yang membuat saya cepat menyelesaikan buku ini. Sebab terasa mengalir dan tidak membuat pusing seperti sedang membaca sejarah.

Hanya saja memang istilah-istilah asing dan beberapa budaya di zaman itu terasa tidak mudah saya mengerti. Sebab terlalu jauh bagi generasi saya saat ini. Di antara 13 cerpen ini, memang judul "Teh dan pengkhianat" paling membekas bagi saya. Di sana juga saya teringat buku lain yang menegaskan tokoh Alibasah Sentot yang berubah pikiran, yakni karya Salim A Fillah yang berjudul "Kisah-kisah Pahlawan Nusantara". Dari buku itu saya memahami alasan pribadi mengapa ia sempat jadi pasukan belanda, dan di buku ini melengkapi sudut pandang dia dari sisi pasukan belanda. Perkara pengkhianatan yang dilihat dari 2 sisi ternyata tidak selalu salah. 

Memberi saya insight bahwa sebuah perilaku bila kita lihat dari segala aspek dan manusianya, ternyata hanyalah dampak sebuah pilihan yang masuk akal. Tidak sepenuhnya benar dan tidak sepenuhnya salah. Pantaslah kita diminta untuk tidak menjudgement orangnya, tapi perilakunya saja. Itulah yang dinamakan adil. Dan itu sulit.

Untuk kamu yang ingin belajar sejarah atau malah tidak tahu sejarah, buku ini saya rekomendasikan. Setidaknya kita bisa membayangkan seperti apa pra Indonesia dahulu. Hingga bisa bersyukur dan semangat menjaga kemerdekaan negeri ini.

Saya apresiasi 4 dari 5 bintang.

Meta Morfillah

#1hari1tulisan #resensibuku #reviewbuku #bacabuku #tehdanpengkhianat #iksakabanu #fiksisejarah #metamorfillah

No comments:

Post a Comment

Text Widget