Pages

26 August, 2018

[Mentoring] Sudahkah kita merdeka?

#Merdeka bukan hanya lepas dari penjajahan, melainkan merdeka dalam semua aspek, seperti ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan, dan keamanan (IPOLEKSOSBUDHANKAM).

"Budak beramal karena takut tuannya. Pedagang beramal karena mengharap keuntungan. Orang merdeka beramal karena mengharap ridha Allah." (Imam Ali).

Sudahkah kita #beramal dengan merdeka?
Sudahkah kita merdeka dari hawa nafsu kita sendiri?
Sudahkah menjadikan #Allah sebagai satu-satunya tujuan dalam amal-amal kita?

"Adapun orang yang melampaui batas, dan lebih mengutamakan kehidupan dunia, maka sesungguhnya nerakalah tempat tinggal(nya)." (Q.S. An Naziat 37-39)

Ketika kemaksiatan dan kekufuran kita lebih banyak dan suka melampaui batas, bisa jadi indikator bahwa kita belum merdeka.

Seperti dalam konteks masyarakat saat ini. Sudahkah lepas dari pemikiran, budaya, atau agama penjajah dahulu? Apakah pola pikir masyarakat kita sudah merdeka?

Contoh kondangan: pakai gaya standing party, bercampur baur ikhwan akhwat. Padahal masyarakat kita mayoritas muslim. Tahu bahwa sunnah makan dan minum itu duduk, ikhwan akhwat harus terjaga/ada hijab. Itu budaya dan pola pikir siapa? Penjajah sudah tidak ada, tapi kita masih mengikuti.

Sulit sekali mengembalikan budaya muslim seperti zaman Rasulullah SAW. Jadinya lebih mengikuti adat, agar tidak dicap ekslusif/aneh. Begitulah risiko hidup di negara plural. Inilah tugas berat kita sebagai dai. Berusaha mengembalikan bagaimana gaya hidup muslim.

Mulai dari diri kita, keluarga kita, hingga masyarakat dan negeri ini merdeka sebenar-benarnya.

Ingatlah janji allah, meski banyak dilema. Tunjukkan bagaimana Islam yang sesungguhnya. Memegang teguh keimanan.

#catatansepemahamanpenulis

Meta morfillah

No comments:

Post a Comment

Text Widget