Pages

30 September, 2014

Mencari Tuhan

Mencari Tuhan

Dalam kamar biru, putih, jingga, hitam, warna-warni. Dari masjid hingga pasar, bahkan pada ruangan dengan cat dinding yang mengelupas, atau alam dengan udara terbuka. Tuhan ada di mana?

Mencari Tuhan, tidak semudah mencari jarum pentul yang jatuh ke lantai, saat ingin mengenakan kerudung. Modal besarnya adalah keyakinan. Rasa percaya (trust) yang mungkin mengalahkan batasan akal. Begitu sulit untuk diungkapkan. Bahkan terkadang seperti terlihat tak berupaya, menggantungkan hidup pada sesuatu yang tak berwujud. Selalu menjadi pelik bila berbicara masalah ini dengan mereka yang berlogika tajam. Dan aku lebih memilih diam. Menghindari perdebatan.

Dalam perjalanannya pun, mencari Tuhan begitu terjal. Semakin dekat, semakin banyak onak duri yang menyakiti. Semakin kencang angin badai yang menerpa. Menggoyahkan niat untuk menemukannya. Semakin sering dada ini menganga karena terluka. Lalu merasa asing. Tak ada teman seperjalanan. Kamu menjadi asing. Perjalananmu menjadi anti mainstream.

Kautahu apa yg paling menyakitkan? Ketika orang-orang terdekatmu yg kamu kira mendukungmu, ternyata meragukanmu. Mereka berharap agar kamu bertingkah sama seperti yang lain. Mainstream saja. Begitu. Tapi, kamu tak bisa. Tak akan pernah bisa, sebab inilah keyakinanmu yang menjadikan kamu hidup dalam rasa asing dan sepi.

Cause I'm only human
And I bleed when I fall down
I'm only human
And I crash when I break down
Your words in my head
Knife in my heart
You build me up when I fall apart


Pernah ada yang berpendapat, bahwa tinggal sendiri menunjukkan kamu mandiri. Tapi, sepertinya aku tak sependapat. Tinggal bersama keluarga, orang dekat malah jauh lebih mandiri. Tanggung jawabnya jauh lebih besar. Toleransinya jauh lebih tinggi. Kadar gesekan beragam kepentingan, dan pemicu kesedihan menjadi lebih banyak. Tinggal sendiri, terlihat jauh lebih mudah. Tak perlu memikirkan siapa-siapa. Hanya mengikuti aturan sendiri. Tak perlu mendengar banyak tuntutan sekitar. Seandainya saja, mencari Tuhan tak perlu melibatkan interaksi dengan makhlukNya, mungkin itu akan jaaauuuuh lebih mudah.

Tapi mencari Tuhan, membuat kita menemukan beragam jenis hambaNya. Beragam hati, pemikiran, dan bentuk yang memicu beragam rasa. Gesekan demi gesekan menjadi lebih banyak. Skenario hidup menjadi tak terduga. Dan sebagai hambaNya, hanya ikhtiar serta doa yang dapat diupayakan. Berbuat terbaik saat proses, dan memasrahkan hasilnya pada Tuhan. Bahkan siap untuk berbagai kemungkinan terburuk.

Jadi, di manakah Tuhan berada?
Aku masih mencariNya. Bahkan di saat aku mencarimu, aku selalu teringat untuk mencari Tuhan. Banyak yang ingin kutanyakan, kusampaikan, kudebatkan.

Tuhan, semoga kamu tetap menyayangiku. Meski aku belum berhasil menemukanMu.



Meta morfillah

No comments:

Post a Comment

Text Widget