Pages

03 September, 2014

Ada apa denganmu?

Only know you hate the road, when you're missing home.

Bahkan pada sebuah perjalanan yang sebelumnya sangat dinantikan, tiba-tiba bisa saja berubah 180 derajat tak menarik lagi. Karena niatnya berubah. Kamu pergi tanpa persiapan. Beragam moment kamu abaikan, sebab segalanya terasa biasa saja.

Pada perjalanan yang kamu harapkan ramai, kini berbalik menjadi ingin sendiri. Kamu mendamba kesenyapan di tengah keramaian. Kamu berharap menghilang begitu saja, tanpa ada yang memedulikanmu. Tiba-tiba saja telingamu menjadi sensitif, mendengar segala jenis suara, bahkan desir pasir di padang tandus terasa menggema seperti langkah kaki manusia. Lalu pada perjalanan yang berubah menjadi pelarian, kamu mengubah niatmu untuk secepatnya kembali ke rumah. Menjalani segudang aktivitasmu yang menguras tenaga, emosi, dan pikiranmu, hingga kamu lupa untuk memikirkan hal lainnya. Kamu membenci jalan-jalan yang kamu lalui, saat perasaan itu menyeruak ganas. Menekan rongga-rongga dadamu dengan kejamnya. Membuatmu merindu rumah.

Mengapa bisa seperti itu?
Kapan kesenyapan menyelinap dan mengikis bahagiamu begitu tiba-tiba? Sebenarnya fisikmu yang sakit, atau hatimu?

Menjadi manusia, ternyata begitu rumit. Kadang membuat ingin menjelma menjadi langit. Teduh dan biru. Sedang manusia begitu munafik, dapat memiliki beberapa warna dalam satu ketika. Dalam senyumnya, bisa saja tersimpan sebuah kesedihan mendalam, pertengkaran sisa semalam, rasa syukur atas hidup, dan lainnya.

Dengan tiba-tiba, kamu berhasil menjelma seorang yang menyebalkan bagi mereka.

Selamat!

No comments:

Post a Comment

Text Widget