Pages

26 November, 2016

Puisi akrostik: RAHMAH SUCIYANI SANURI

Rendah hati pribadinya, seringkali
Anggap bahwa dirinya biasa dan banyak kekurangan
Hatinya mudah tersentuh
Maka menerima amanah seringkali disebabkan
Agar dirinya dapat mengurangi sedikit beban orang lain, meski terkadang ada rasa berat dan tak yakin pada
Hatinya

Suci, semoga seperti namanya senantiasa terjaga niat
Untuk menjadi hambaNya yang saleha
Citanya begitu tinggi
Ingin firdaus paling tinggi
Yang membuat upayanya maksimal dalam setiap
Amanah yang dititipkan padanya
Nelangsa kerap menghambatnya, namun ia selalu
Ingat tujuan akhirnya

Suci, semoga terjaga niatnya selalu seperti namanya
Ada banyak doa baik untuk dirinya
eNtah doa mana dan doa siapa yang akan lebih dahulu dikabulkan
Untuk itu, senantiasalah istiqomah dalam ketaatan dan kebaikan
Riangnya adik-adik menganggapmu sebagai guru, yang sungguh digugu dan ditiru
Ingatlah itu selalu, bila ada godaan untuk menyerah.

*Puisi akrostik RAHMAH SUCIYANI SANURI

Meta morfillah

25 November, 2016

25 november ke62

Selamat mengulang tanggal 25 november keenam puluh dua, Ma...

Sebenarnya, aku agak sebal juga dengan tanggal 25 ini. Tanggal tua. Tiap mama milad, aku sedang bokek. Dari awal aku bekerja selalu tak pas. Pengin gitu, request mama ganti hari lahir setelah aku gajian. Jadi aku bisa beliin hadiah yang cukup pantas buat mama.

Tapi... dipikir lagi kayaknya jangan deh, Ma! Sudah pas, tanggal 25 november... sekalian HARI GURU NASIONAL. Hari lahir mama akan selalu diperingati dan dikaitkan dengan sosok yang banyak berjasa. Hakikatnya ya memang mama paling banyak berjasa di hidupku. Juga mama adalah guru pertama dan terhebatku yang tidak pernah pensiun mendidikku.

Perihal hadiah, hmm... tidak pernah ada hadiah yang cukup pantas untuk mama. Sebab mama tak ternilai. Hanya sedikit kesan saja yang bisa kuberikan. Tapi aku sedang berusaha memberikan hadiah terbaik buat mama. Menjadi anak yang shaliha... agar doanya didengar Allah dan bisa mewujudkan keinginan yang tertunda sebelum maut memisahkan. Insyaa Allah nanti kita berangkat haji ya Ma. Meta belikan mobil biar bisa antar jemput mama berobat juga jalan-jalan sama uda. Mama mau menantu? Insyaa allah segera. Cucu? Setelah menantu yaa...

Doa terbaik buat mama, dan mama juga jangan lupa doain meta.

Love you much much much much moooooooreeeeee.... because Allah.

Meta morfillah

23 November, 2016

[Review buku] Tidak ada New York hari ini

Judul: Tidak ada New York hari ini (puisi film AADC 2)
Penulis: Aan Mansyur
Fotografer: Mo riza
Penerbit: Gramedia
Dimensi: 120 hlm, 20 cm, cetakan I 2016, edisi ebook di ijak
ISBN: 978 602 03 2723 5

"Aku sedang tidak ingin diseduh sedih yang tak mengenal kata sudah ini." (H. 110)

Seduh, sedih, sudah. Lihat, gaya puitis Aan dalam berpuisi yang mengeksplore kemiripan kata dari tulisan, dan bunyi. Sudah terbukti masalah puitis, Aan memang jagonya. Sederhana, tapi dalam, sarat makna.

Buku ini berisi 30 puisi terkait film AADC 2. Puisi ini dibuat seakan-akan karya tokoh pria utama dalam film tersebut, Rangga, yang tinggal di New York, namun belum move on dari mantannya di Jakarta. Pun foto-fotonya diibaratkan hasil jepretan Rangga, dengan gaya street photograpy. Melukiskan betapa kesepian dirinya di negeri orang, sementara hatinya begitu rindu pada Cinta.

Hampir semua puisi di buku ini saya suka. Meski ada beberapa pula yang kurang saya pahami. Membaca buku ini haruslah memahami filmnya. Biar lebih pas interpretasi per katanya. Ada typo sedikit.

Saya apresiasi 4 dari 5 bintang.

"Ada saat kau menemukan cinta adalah umbi-umbian di lemari pendingin. Mereka tiba-tiba bertunas meski sudah lama lupa rupa dan aroma tanah." (H. 89)

Meta morfillah

22 November, 2016

[Review buku] Mean streak

Judul: Mean streak (Jejak kelam)
Penulis: Sandra brown
Penerbit: Gramedia
Dimensi: 544 hlm, 20 cm, cetakan pertama 2015, edisi ebook di ijak
ISBN: 978 602 03 1835 6

Emory hilang saat berlatih marathon di taman nasional bersalju! Jeff selaku suaminya yang melaporkan kehilangan Emory dicurigai oleh polisi sebagai penyebabnya. Sebelum Emory pergi mereka sempat bertengkar. Empat hari berlalu, saat penyelidikan hampir meruncing pada konklusi kecurigaan bahwa Jeff adalah tersangka, Emory muncul dengan gegar otak ringan. Badai salju yang terjadi di lokasi tempat hilangnya Emory tak sempat menyentuhnya, sebab ia telah diselamatkan oleh sosok pria anonim yang amat misterius. Bahkan sekadar namanya saja, Emory tak tahu. Tapi dari empat hari tersebut, Emory mengalami perubahan luar biasa. Lantas siapa sebenarnya pria anonim itu? Siapa yang memukul Emory hingga gegar otak?

Novel dengan genre kesukaan saya, crime and detective! Secara garis besar alur cerita menarik dan banyak twist yang cukup mengejutkan saya. Informasi dicicil sedikit demi sedikit oleh penulis sehingga saya menebak-nebak. Gaya berceritanya hampir mirip dengan Shidney Sheldon, namun penulis jauh lebih suka mengulur waktu dengan detail perasaan. Tapi saya tetap menikmati.

Saya apresiasi 4 dari 5 bintang.

Meta morfillah

20 November, 2016

[Review buku] The girl on the train

Judul: The girl on the train
Penulis: Paula hawkins
Penerbit: Noura books
Dimensi: 432 hlm, cetakan IX Mei 2016
ISBN: 978 602 0989 97 6

Sinopsis belakang buku ini yang membuat saya begitu ingin membeli dan memiliki buku ini. Meski sedikit berbeda dengan ekspektasi saya, tapi keseluruhan buku ini cukup memuaskan. Twist penulis cukup mengejutkan, meski saya sudah mulai bisa menebak di dua pertiga bacaan.

Berawal dari Rachel yang tiap hari menaiki kereta komuter ke London, dan setia mengamati sebuah rumah bernomor lima belas saat kereta berhenti di sinyal perlintasan. Sepasang suami istri tampak begitu harmonis dan sempurna. Rachel mengamati mereka sebab mereka adalah penghiburan bagi hidupnya yang tidak sempurna. Hingga suatu pagi ia mendapati hal yang tak biasa dan hal itu membuat persepsinya terhadap pasangan tersebut berubah 180 derajat. Terutama setelah berita menghilangnya perempuan yang ia amati tersebut.

Berkisah dari sudut pandang orang pertama dari tiga tokoh wanita. Rachel, mantan istri alkoholik yang dikhianati, Megan, tetangga nomor 15 dan pernah mengasuh anak Tom, dan Anna, istri kedua Tom penghuni rumah nomor 23. Dengan lihai penulis menceritakan bagaimana potongan-potongan informasi membentuk sebuah puzzle dan mencoba menggiring kita ke praduga yang keliru. Pada ending, kita diberikan sebuah kejutan. Alur maju mundur dengan bahasa detail. Pelajaran utama dari Rachel adalah jauhilah alkohol sebab bisa menghilangkan kewarasanmu, lebih daripada hangover, bahkan menghilangkan ingatanmu, sehingga kau bisa dimanipulasi begitu bodohnya.

Tapi jujur saja, di awal saya merasa agak membosankan. Juga tidak sethriller yang saya bayangkan.

Saya apresiasi 4 dari 5 bintang.

"Orangtua tidak memedulikan apa pun kecuali anak-anak mereka. Merekalah pusat jagat raya. Hanya merekalah yang benar-benar penting." (H.106)

"Mustahil ada penderitaan yang lebih besar, tidak ada sesuatu pun yang lebih menyakitkan daripada ketidaktahuan, yang tak kunjung berakhir." (H.196)

"Aku sangat menyadari bahwa tidak ada pekerjaan yang lebih penting daripada membesarkan anak. Tapi yang menjadi masalah adalah pekerjaan itu tidak dinilai--finansial." (H.310)

Meta morfillah

Berhenti

BERHENTI

Ada banyak kesempatan untuk kita berhenti berdakwah. Fasilitas kurang mendukung, objek dakwah yang sungguh menguras batin, kekurangmampuan kita dalam menguasai materi, dan lainnya. Terlalu banyak alasan untuk berhenti. Semua alasan itu amat sangat dimaklumi.

Bahkan sekaliber Nabi Yunus pun pernah begitu ingin lari dari kaumnya. Sebab beban dakwah begitu berat, sementara ia diberikan kaum yang tak mau menaatinya.

Manusiawi sekali saat kita berkali ingin menyerah dan memilih shalih sendiri. Sebab shalih berjamaah selalu lebih lama, berat, dan butuh banyak pengorbanan.

Tapi, telah ada sosok yang menjadi panutan kita. Rasulullah SAW, Muhammad... yang berkali memiliki kesempatan untuk menyerah dan berhenti namun tak ia lakukan. Dilempari kotoran, diludahi, semua kesayangannya dibunuh di depan mata. Apalagi alasan yang membuatnya tak pantas untuk menghentikan dakwah?

Sebab Rasul tahu, ia melihat dengan visioner buah dari dakwah. Bahkan meskipun gagal, ia telah menunaikan tugasnya sebagai manusia. Allah sebaik-baik pemberi balasan.

Mungkin, itulah motivasi yang bisa menjaga kelurusan niat para da'i, guru, dan orang hebat lainnya.

Ada banyak alasan untuk berhenti menapaki jalan terjal ini, namun ada banyak kejutan akal yang kita miliki untuk meneruskan langkah hingga mencapai puncak, dan kembali pulang dengan selamat.

Seperti slogan pendaki gunung, "Tujuan utama mendaki adalah kembali pulang dengan selamat. Puncak hanyalah bonus."

Semangat berdakwah, dakwahkah semangat!

Meta morfillah

Pintu

Ketika kau memutuskan melangkah melalui sebuah pintu. Bersiaplah akan panjangnya perjalanan yang ada di baliknya, beragam tekanan yang berasal dari manusia lain di baliknya, keraskan tekad untuk sampai di akhir tujuan.

Akhir yang sebenarnya merupakan mula. Sebab tak akan pernah selesai selama kau masih hidup. Akhir pintu itu hanya akan mengantarkanmu pada pintu lain. Kesempatan lain. Sensasi lain. Yang akan mengutuhkan hidupmu.

Muara semua itu, bukanlah berapa banyak pintu dan apa saja yang kaualami setelah memasuki atau pergi dari sebuah pintu. Melainkan, bagaimana sikapmu selama kau menjalani semua itu. Di pintu-pintu yang berbeda.

Meta morfillah

18 November, 2016

Warisan (tulisan) mama

Hari ini, saya mencari kabel laptop usang yang saya lupa ada di mana. Qadarullah, saya sampai iseng mencari di lemari buku saya. Sekian banyak buku berjejer, saya tahu apa saja isinya. Tapi di rak paling bawah saya menemukan beberapa buku tulis yang saya yakin bukan milik saya.

Maka beralihlah perhatian saya dari tujuan utama. Saya malah tertarik untuk mengetahui buku apakah itu. Saya buka satu per satu. Ternyata tulisan tangannya sangat saya kenal. Tulisan mama. Di dua buku berisi catatan pengajian yang beliau hadiri dan resep makanan khas beliau. Di buku ketiga, saya kaget melihat bahwa beliau mendaftar seluruh buku saya yang ada di lemari. Persis katalogisasi perpustakaan. Kira-kira kapan ya beliau melakukannya? Saya tidak pernah melihat beliau membuka-buka lemari buku saya.

Tapi saya jauh lebih terkejut di buku keempat. Ada nama saya. Ada kisah saya yang nampaknya belum selesai beliau tulis. Membacanya membuat saya merasakan betapa beliau menyayangi saya dan saya sering menyusahkan beliau sedari kecil. Jauh lebih mengagetkan lagi... ada nama yang beliau catat, beberapa orang yang pernah bersinggungan hidupnya dan hampir menjadi bagian hidup saya. Ternyata beliau begitu perhatian, hati-hati, dan teliti mencarikan pendamping terbaik buat saya. Beliau tidak pernah mengatakan langsung pada saya tentang hal ini.

Saya termenung membaca tulisan-tulisan beliau. Betapa besar, luas, dalam, panjang, kasih sayang seorang mama. Saya paham, mengapa beliau menuliskan semua itu. Sebab saya pernah berkata pada beliau, bahwa saya meminta semua ilmu dan pengalaman beliau dituliskan dalam sebuah buku. Scripta manent, verba volent. Segala yang tertulis akan kekal, yang terlisan akan hilang bersama angin. Sebab saya ingin warisan yang kekal, sehingga bila beliau sudah tiada, saya bisa selalu membaca ulang, merasa dekat, dan seperti menemani saya melalui tulisan beliau. Tak menyangka, bahwa beliau akan sungguh-sungguh melaksanakannya.

Tidak pernah saya merasa setakjub ini menemukan ada seseorang yang sangat mengenal dan mencintai saya, menuliskan tentang saya, untuk saya baca... entah kapan (sampai saya akhirnya menemukan sendiri).

Really... I miss my mom so much. I wanna hug and kiss her. I don't like phone her when I miss her. I wanna meet her. But we are separated by distance till tomorrow. I'm so lucky having mother like her!

Meta morfillah

15 November, 2016

Memahami terlebih dahulu, baru dipahami

MEMAHAMI TERLEBIH DAHULU, BARU DIPAHAMI

Dulu saya pernah part time di kantor konsultan. Tugas saya membuat studi kasus berdasarkan prinsip 7 habit steven covey untuk jabatan kunci (saya lupa branch manager atau leader, yang pasti sudah pimpinan) di sebuah perusahaan leasing luar. Saya ingat, ada satu kasus tentang prioritas (genting dan penting) dengan prinsip yang dipilih.

Kasusnya kurang lebih seperti ini "Anda memiliki janji meeting dengan para pimpinan untuk proyek, hanya Anda yang paham tentang presentasi itu. Di saat yang sama, Anda menerima kabar bahwa ibu Anda di kampung, satu-satunya orangtua yang masih hidup masuk ICU. Dokter bilang kondisinya kritis dan kemungkinan hidup menipis. Sebagai profesional, apa yang akan Anda lakukan?"

Dulu, saya pikir jawaban pertanyaan itu begitu mudah. Ya jawab saja akan tetap meeting, lalu setelah meeting segera izin ke RS. Sesuai teori penting dan genting, juga kemaslahatan orang banyak, sebab dengan suksesnya proyek maka banyak orang yang akan bahagia. Ibu dan keluarga pun pasti mengerti kesibukan kita.

Tapi... setelah saya mengalami sendiri bagaimana rasanya ketakutan kehilangan orang yang dicintai, rasanya agak berat untuk profesional seperti itu. Pikiran akan bercabang. Terutama bila hubungan emosional kita dengan ibu begitu dekat. Bukan tak mungkin keputusan resign pun disebabkan hubungan emosional tersebut. Sayangnya, banyak orang yang mudah menjudge profesional harus seperti robot, taat aturan tanpa memikirkan perasaan/hubungan. Itulah salah satu sebab tingginya turn over di perusahaan. Kasarnya, kerjaan mah bisa dicari lagi, orangtua tidak.

Maka sejak itu, saya mencoba mengaplikasikan habit 5 "Seek first to understand, then to be understood."

Mencoba memahami beragam situasi rekan kerja atau orang yang bersinggungan amanah dengan saya, untuk kemudian mereka mengerti juga keadaan saya. Masalah jika mereka memanfaatkan saya, saya sih asyik saja, wallahu 'alam, saya serahkan pada Sang pembolak-balik hati dan pelurus niat sejati. Saya ingin menebar banyaknya memahami orang lain, agar di situasi sulit nanti, saya bisa menuai pengertian orang-orang pada saya. Menabung energi positif dengan menjadi sebaik-baiknya di tiap hari.

So, sudahkah kamu memahami untuk kemudian dipahami?

Meta morfillah

14 November, 2016

[Review buku] Jodoh untuk Naina

Judul: Jodoh untuk Naina
Penulis: Nima mumtaz
Penerbit: Elex media komputindo
Dimensi: 253 hlm, cetakan pertama 2015, edisi ebook di ijak
ISBN: 978 602 02 6348 9

Buku keenam yang saya baca di ijak. Masih seri pernikahan. Saya memilih baca buku yang terdisplay di halaman awal. Kali ini nuansa Islami begitu kental. Pernikahan yang diawali perjodohan lebih seperti ta'aruf. Adalah Naina yang menerima perjodohannya dengan Rizal, demi membahagiakan abahnya. Namun setelah mengetahui masa lalu Rizal yang kelam, membuat Naina menghindari dan menyesali keputusannya. Beruntung Rizal mengerti dan tidak memaksa. Mereka pun menjalani pernikahan dengan pertemanan. Perlahan cinta tumbuh dan Naina sudah bisa menerima Rizal sebagai suaminya. Sayang, badai mulai menghantam biduk pernikahan mereka dengan kehadiran Latifa yang mengajukan diri sebagai istri kedua Rizal. Naina tak menerima dan menggugat cerai. Rizal tersudut. Bagaimanakah nasib pernikahan mereka?

Satu kesamaan buku seri Le marriage elex media ini adalah tokohnya selalu berparas cantik dan tampan, serta memiliki kehidupan mapan sehingga langsung pisah dan mandiri setelah menikah. Juga berpusat pada konflik batin tokoh utama wanita. Di novel ini dominan bercerita melalui sudut pandang Naina, hanya di epilog menggunakan sudut pandang Rizal yang mengungkap alasan pertama ia jatuh cinta pada Naina.

Saya apresiasi 3 dari 5 bintang.

"Birrulwalidain. Berbakti pada orangtua. Itulah yang menjadi dasar keputusanku saat ini. Soal hati, perasaan akan kupikirkan nanti. Yang terpenting, membuat Abah bahagia sekarang." (H. 13)

Meta morfillah

Text Widget