Pages

28 April, 2024

[Review buku] Penaka


Judul: Penaka
Penulis: Altami N. D. 
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Dimensi: 216 hlm, 20 cm, cetakan pertama 2022 (edisi gramedia digital)
ISBN: 9786020664118

Bagaimana bila kamu diberikan kesempatan melihat dari banyak sudut pandang sebelum memutuskan sesuatu?

Itulah yang terjadi pada Sofia saat dirinya memutuskan bercerai dari Laksana. Kesal melihat suaminya kecanduan game online dan jarang membantunya mengasuh Raisa dan pekerjaan domestik, merasa berjuang sendiri dalam pernikahan dan mengalami kemunduran dibanding teman, saudara, dan kenalan lainnya membuat Sofia tak tahan lagi.

Namun, hal tak terduga terjadi kemudian. Esok harinya Sofia berubah menjadi botol minum suaminya! Ia mengikuti kegiatan suaminya berangkat hingga pulang ngantor. Didapatinya banyak kesulitan pekerjaan yang tak disampaikan suaminya. Ia pikir ini hanya mimpi dan esok akan kembali ke tubuhnya semula. Tapi ternyata tidak. Ia mengalami perubahan menjadi kucing, burung, Jena, Josie, dan lainnya. Ia bisa melihat dampak keputusannya untuk bercerai bagi anaknya kelak di masa remaja, hingga masa tuanya. Ia juga menemukan bahwa rumah tangga influencer yang tampak sempurna ternyata menyimpan banyak kekurangan.

Sepanjang cerita, twist juga hadir sebab suaminya pun berubah menjadi beberapa benda, hewan, dan orang. Kesulitan berkomunikasi saat wujud keduanya berbeda membuat mereka menyadari betapa banyak waktu tak dimanfaatkan dengan baik.

Novel ini saya dapatkan dari rekomendasi di internet. Tidak saya sangka ceritanya seru dan berbau fantasi tapi isunya relate banget dengan kehidupan pernikahan dan parenting. Saya membayangkan novel ini dijadikan film pasti seru. Judul penaka sendiri membuat saya mencari tahu apa artinya di KBBI. Ternyata penaka artinya seolah-olah atau seperti. Recommended untuk dibaca bagi yang baru punya anak atau pernikahannya masih 5 tahun pertama.

Nyatanya tidak. Setelah itu aku hamil dan melahirkan Raisa. Ka­mi tidak pernah membahas soal toko kue lagi. Jangankan mengurus toko kue, mengurus diri sendiri aja aku pontang-panting. Impianku pun terlupakan, berdebu entah di mana. Aku tahu ini pilihanku dan kon­sekuensinya. Tapi, nyatanya ini bukan hal yang mudah aku lalui se­orang diri. Saat rencana-rencana tinggal wacana, ternyata rela tidak se­mudah yang diucapkan. (H. 20)

Saya apresiasi 5 dari 5 bintang.

Meta Morfillah

#1hari1tulisan #resensibuku #reviewbuku #bacabuku #penaka #altami #fiksi #metamorfillah #rumahtangga

No comments:

Post a Comment

Text Widget