Pages

29 June, 2018

[Review buku] Origin

Judul: Origin
Penulis: Dan Brown
Penerbit: Bentang
Dimensi: 516 hlm, 23.5 cm, cetakan kelima April 2018
ISBN: 978 602 291 4426

Dari mana asal kita?
Ke mana kita akan pergi?

Dua pertanyaan mendasar tentang eksistensi hidup manusia, yang hingga kini masih menjadi misteri. Namun tidak bagi Edmond Kirsch, miliarder ateis sekaligus ilmuwan komputer. Ia telah menemukan jawaban keduanya melalui eksperimen bertahun-tahunnya.

Temuannya itu disinyalir akan menggeser paradigma dan menghilangkan agama di dunia, terutama tiga agama besar: Katolik, Islam, dan Yahudi. Tiga tokoh agama besar yang diberitahukan penemuannya, perlahan terbunuh satu per satu. Begitu pula dengan Edmond, ditembak saat akan memaparkan presentasi temuannya.

Apa sebenarnya yang ia temukan? Robert Langdon sebagai mantan dosennya yang diundang khusus oleh Edmond, berpacu dengan waktu untuk menemukan temuan tersebut. Terjebak bersama calon ratu spanyol, ia dituduh terlibat dalam pembunuhan dan penculikan. Namun selalu ada bantuan dari satu sosok misterius, melawan musuh tersembunyi yang selalu bisa menebak langkahnya. Berhasilkah ia? Siapakah yang membantunya? Siapakah musuh sebenarnya?

Ekspektasi saya yang tinggi terhadap novel ini, cukup membuat kecewa saat membaca klimaks dan endingnya. Saya kira akan ada temuan/riset mendalam tentang 3 agama besar itu. Tapi ternyata, dari awal timpang sekali pada satu agama yang bahkan tidak dibahas sedetail agama yang satunya. Tahulah ya agama apa, hehe.

Lalu endingnya, lebih ke science fiction dan meski mengejutkan tapi tidak impresif. Malah jadi datar pas tahu jawabannya. Aah, memang lebih baik jangan berekspektasi. Konflik utamanya pun boro-boro menggeser paradigma tentang agama, bagi saya terlihat seperti kemunduran, bahkan semakin membuat saya percaya pada Allah. Sampai saya bingung apa yang diperdebatkan antara science dan agama?

Terlepas itu, tetap saja detail yang disajikan penulis terutama mengenai kode dan simbol selalu menarik. Membuat saya terbayang tempat itu, dan cepat dalam menamatkan bukunya sampai akhir.

Saya apresiasi 4 dari 5 bintang.

"Ingatlah kematian. Bahkan bagi mereka yang memegang kekuasaan besar pun, hidup itu singkat. Hanya ada satu cara untuk menang dari kematian, yaitu dengan membuat hidup kita menjadi mahakarya." (H.361)

"Namun dari perspektifku, belum pernah ada kemajuan intelektual yang tidak menyertakan Tuhan." (H.384)

"Terkadang kebenaran lebih ganjil daripada fiksi." (H.395)

"Keberhasilan adalah kemampuan untuk maju dari satu kegagalan ke kegagalan berikutnya tanpa kehilangan antusiasme." (H.412)

"Harga dari kehebatan adalah tanggung jawab." (H.461)

"Cinta adalah perkara pribadi. Dunia tidak perlu mengetahui setiap detailnya." (H.491)

Meta morfillah

No comments:

Post a Comment

Text Widget