Pages

09 March, 2016

Mencari terangnya iman di tengah gelapnya gerhana

MENCARI TERANGNYA IMAN DI TENGAH GELAPNYA GERHANA

"Ma, kok gelap?" tanya seorang anak perempuan di samping saya setelah salat gerhana.

Secara ilmiah, gerhana matahari adalah peristiwa alam yang terjadi ketika bulan berada di antara bumi dan matahari. Bagian yang tertutupi total (disebut umbra) mengalami gerhana matahari total. Bagian yang tertutupi bayang-bayangnya saja (disebut penumbra) mengalami gerhana matahari sebagian. Peristiwa ini terjadi tiap 33 tahun sekali. Pernah di Indonesia sebelumnya pada tahun 1983, lalu tahun 2016 ini, dan kemungkinan akan terjadi lagi pada tahun 2049.

Secara islami, gerhana merupakan peristiwa alam yang menunjukkan kebesaran dan kekuasaan Allah SWT. Sebagai umat Islam, kita diharuskan mengikuti suri teladan kita, Rasulullah SAW. Pada saat gerhana, Rasul melakukan salat dua rakaat dengan memanjangkan rukuk (4 kali) dan sujud. Bukan merayakan dengan euforia yang tak berdasar, bahkan mengejar gerhana dengan mendatangi lokasi yang terkena gerhana matahari total. Bahkan mencoba menantang matahari dengan memenuhi rasa ingin tahu tanpa ilmu, dengan memandangnya melalui mata telanjang atau kacamata hitam yang tak diketahui seberapa kuatnya menahan sinar matahari yang cahayanya sangat berbahaya bagi retina mata dan bisa menyebabkan kebutaan. Rasulullah begitu takut, bahwa di balik peristiwa yang niscaya dan bersiklus itu, Allah menurunkan azabnya bahkan kiamat. Lalu mengapa kita malah bergegap gempita?

Seharusnya kita perbanyak zikir, sedekah, dan salat. Bayangkan bila kiamat benar-benar terjadi hari ini? Saat kegelapan diturunkan dan tidak diangkat kembali, lalu sistem alam berubah dan berdampak menghasilkan kekacauan tatanan kehidupan. Perlu berapa ayat untuk mengingatkan manusia akan nikmatNya?

"Fabiayyi alaa irabbikuma tukadzzibaaan?"

Fagfirlii... yaa Rabb...
Hindarkan kami dari kebodohan yang amat dekat pada kekufuran.

Meta morfillah

No comments:

Post a Comment

Text Widget