Pages

04 March, 2015

[Review buku] Api tauhid

Judul: Api Tauhid
Penulis: Habiburrahman el shirazy
Penerbit: Republika
Dimensi: xxxvi + 588 hal; 13.5 x 20.5 cm; cetakan kelima, januari 2015
ISBN: 978 602 8997 95 9

"Sesungguhnya yang layak dicintai adalah cinta itu sendiri. Dan yang layak dimusuhi adalah permusuhan itu sendiri."

Itu adalah salah satu kalimat yang dilontarkan Said Nursi dalam menumbuhkan api tauhid di kelamnya kekhalifahan utsmaniyyah di Turki.

Adalah Fahmi, tokoh sentral dalam novel ini, yang menelusuri jejak Said Nursi demi memulihkan luka hatinya. Firdaus Nuzula, seorang gadis yang dinikahinya secara sirri, terpisah jarak karena Fahmi harus menyelesaikan kuliahnya di Madinah dan Nuzula di Jakarta. Belum lama berselang dari pernikahan mereka, Nuzula menggugat cerai. Apakah yang sebenarnya terjadi?

Kesedihan yang teramat dalam itulah, yang membawa Fahmi bertekad i'tikaf dan khatam empat puluh kali di Masjid Nabawi. Hingga ia membuat khawatir para sahabatnya: Hamza, Ali, dan Subki. Di hari kelima belas i'tikafnya, Fahmi pingsan. Untuk memulihkan kondisi Fahmi, sahabat-sahabatnya menggagas sebuah perjalanan menapaktilasi kisah hidup orang saleh di Turki, yakni Said Nursi. Sebab, hanya kecintaan pada ilmu dan khususnya sejarah lah, yang mampu mengalihkan perhatian Fahmi dari masalah yang sedang dihadapinya.

Novel ini, pada dasarnya adalah novel sejarah yang menjelaskan tokoh bernama Said Nursi. Namun dikemas dengan kisah cinta Fahmi, Nuzula dan lainnya yang lebih kontemporer. Fakta dan data tentang tokoh yang dibahas di novel ini sungguh membuka wawasan. Saya begitu asyik larut dalam cerita. Membayangkan saya yang menjelajahi turki. Mengunjungi kota-kota yang disebutkan. Juga, membuat saya membuka Al Quran saya, untuk mencari tahu apa terjemah dari surat yang membuat tokoh Fahmi dan Emel menangis: surat al hadid ayat 16.

Haha... novel hadiah dari Ka Rolan, yang dibelikan tanggal 28 februari 2015, namun baru saya 'jemput' hari ini, tanggal 3 maret 2015 berhasil saya tuntaskan selama lima jam. Mulai pukul 19.00 dan berakhir tepat di pukul 00.00. Antusiasme saya seperti ini, cukup membuat saya ingin merekomendasikan novel ini untuk kalian yang suka cerita sejarah, namun tak ingin membaca teks sejarah yang bikin mumet!

Saya apresiasi 5 dari 5 bintang.

Meta morfillah

2 comments:

  1. waw, dalam waktu 5 jam, mba? pasti bagus banget ya, sampe bisa cepet diselesaikan. kalo aku, godaan baca buku yang tebel itu biasanya karena ceritanya bikin bosen di tengah jalan. :D

    ReplyDelete

Text Widget