Pages

31 January, 2010

cerpen ketiga tha (^__________^)

NO ME AMES (Jangan Mencintaiku)
Oleh : Iska Meta Furi

Hujan terus membasahi bumi. Seakan memuntahkan isi langit yang penuh. Bulan Januari yang basah. Bahkan ada yang berseloroh Januari itu akronim dari hujan sehari-hari. Cuaca dingin melengkapi. Orang-orang berlalu lalang memakai baju terhangat yang mereka miliki. Dan disinilah fila terpekur. Sendiri. Dalam gazebo mini di taman kompleks tempat tinggalnya, ia asyik mengamati langit yang berawan. Dalam hatinya berkecamuk berbagai pikiran yang membuatnya resah. Teringat olehnya awal perjumpaan setahun yang lalu. Waktu itu juga sedang hujan..

“duh, kenapa hujan sih! Dari kemarin bawa payung gak hujan-hujan. Giliran payungku ketinggalan aja sekarang, eh,,malah hujan. hmmpp,,, gimana nih, gak ada ojek payung lagi.” Fila membatin.

Ditunggunya hujan agak reda, namun sampai setengah jam ternyata hujan makin besar. Melihat hal itu, fila memutuskan untuk menunggu di area hotspot kampus yang terletak di lantai tiga. Hari sudah beranjak sore, jam menunjukkan pukul lima. Hanya tinggal segelintir orang yang masih berada di kampus. Kebanyakan sudah selesai kuliah dan pulang dari pukul tiga. Fila pun begitu, namun ia ada sedikit urusan mengurus surat proposal untuk kegiatan pameran fotografi sehingga ia baru selesai pukul empat. Dan hujan pun turun, membuat ia terjebak di kampus. Area hotspot di kampus fila merupakan sebuah aula yang terbuka. Sehingga jika bediri di tepian dindingnya dapat menikmati pemandangan kampus yang hijau oleh pepohonan rindang.

Kala asyik memandangi buliran air hujan yang jatuh, tiba-tiba fila mendengar sayup suara seorang lelaki yang sedang mengaji. Suaranya begitu merdu, syahdu. Ia mencari tahu siapa lelaki bersuara merdu itu. Dan didapatinya lelaki itu duduk di kursi yang berseberangan dengan dirinya. Fila mengamati wajahnya, lelaki itu cukup manis, dengan sedikit janggut di dagunya. Fila kagum padanya, karena ia tak perduli dengan keadaan sekelilingnya. Lelaki itu terus mengaji. Semakin lama mendengar suaranya, fila terhanyut. Tiba-tiba lelaki itu berhenti mengaji dan beranjak pergi. Rupanya hujan telah berhenti. Fila pun segera berkemas pulang dnegan membawa rasa ingin tahu tentang siapa lelaki itu, jurusan apa. Satu kampuskah mereka?

Rasa ingin tahu fila pun terjawab seminggu kemudian. Ternyata lelaki itu bernama Dani, dan ia merupakan kawan akrab irfan, teman sekelas dan seorganisasi fila. Melalui irfan, fila berkenalan dengannya. Ternyata irfan adalah salah seorang anggota ROHIS di kampusnya. Tutur katanya sangat lembut dan baik. Dan hal itu membuat fila jatuh hati padanya. Kekuatan cinta itu pun membawa fila dalam perubahan yang besar. Fila kini berjilbab dan sering mengikuti kajian-kajian islam. Tutur katanya pun menjadi lebih santun dan lembut. Semua itu karena Dani.

Delapan bulan fila mengenal Dani. Dan di suatu siang yang terik, irfan memberitahukan pada fila bahwa Dani akan menikah. Ternyata sudah sebulan Dani berta’aruf dengan seorang teman akhwatnya. Berita itu bagaikan petir di siang bolong bagi fila. Ia menahan tangisnya dan berusaha tersenyum pada irfan yang mengabarkannya. Seminggu lamanya fila jatuh sakit. Hatinya tak kuasa membayangkan Dani bersanding dengan wanita lain. Ia merasa perubahan dirinya selama ini sia-sia. Dan itu membuatnya lemah.

Di tengah sakitnya, riri sahabatnya menjenguk dan menanyakan kenapa ia sakit. Fila pun tak tahan untuk menceritakannya pada riri. Riri yang iba melihat keadaanya berkata,”jangan sedih saudariku. Perubahan yang terjadi pada dirimu tak akan tersia. Bukankah kau sering ikut pengajian. Ingatkah kau bahwa cinta yang hakiki itu adalah cinta-Nya. Cinta matimu hendaklah ditujukan pada hal yang sejati. Yaitu hanya pada-Nya. Luruskan kembali niatmu, sayang. Mungkin ia memang bukan yang terbaik untukmu dan kau bukan yang terbaik untuknya. Berdoalah padaNya agar kau diberikan kekuatan dan petunjuk untuk melupakan dia dari hatimu. Jagalah hatimu selalu. Tenanglah sayang, akan selalu ada pelangi setelah hujan. dan tak lama mentari kan bersinar.”

Fila pun terhenyak, dan menangis karena ia telah merasa menduakanNya. Ia berupaya mati-matian berubah demi makhlukNya yang alpa jua buta. Ia malu. Padahal ia sering mengikuti pengajian, tapi hatinya tak pernah ada di situ. Ia pun beristigfar. Dan esoknya fila kembali sehat. Fila kembali menampakkan keceriaannya dan berusaha tersenyum setiap kali bertemu Dani. Fila sudah bertekad untuk memperbaiki diri dan hanya berusaha mencintai-Nya setulus hati.

Waktu pun bergulir, dan tanpa terasa hampir dua bulan sejak peristiwa sakitnya. Lalu kemarin, kakak kelasnya, Raja menembaknya. Memintanya menjadi pacar. Dengan tegas ia menolak. Karena ia hanya ingin berpacaran setelah menikah. Fila yang kini adalah fila yang baru, sudah berubah dan menjaga dirinya dengan hati-hati.


Setahun sudah, aku berubah. Aku menggapai jalan-Mu. Begitu banyak rintangan yang kuhadapi ya Allah. Aku menginginkan cintaMu ya Allah. Cinta yang abadi, dan tak butuh alaan. Karena memang itulah fitrah diriku. Cinta tertinggi, yaitu cinta memberi. Aku tak mau dicintai hanya oleh makhlukMu.

“NO ME AMES. Jangan cintai diriku.” Batin fila.

***

No comments:

Post a Comment

Text Widget