Pages

08 July, 2018

[Mentoring] FIQH DAKWAH - KAIDAH 4: DA'I WAJIB MENCAPAI LEVEL MUBALLIGH

FIQH DAKWAH - KAIDAH 4: DA'I WAJIB MENCAPAI LEVEL MUBALLIGH

Berdakwah tidak jauh berbeda dengan mempromosikan barang. Ada banyak sarana mencapainya (ada reward, dll)

'Dan berkatalah orang-orang musyrik: "Jika Allah menghendaki, niscaya kami tidak akan menyembah sesuatu apapun selain Dia, baik kami maupun bapak-bapak kami, dan tidak pula kami mengharamkan sesuatupun tanpa (izin)-Nya". Demikianlah yang diperbuat orang-orang sebelum mereka; maka tidak ada kewajiban atas para rasul, selain dari menyampaikan (amanat Allah) dengan terang.' (Q.S. An Nahl [16]: 35)

"(yaitu) orang-orang yang menyapaikan risalah-risalah Allah, mereka takut kepada-Nya dan mereka tiada merasa takut kepada seorang(pun) selain kepada Allah. Dan cukuplah Allah sebagai Pembuat Perhitungan." (Q.S. Al Ahzab [33]: 39)

'Dan berkata orang-orang yang masuk terdahulu di antara mereka kepada orang-orang yang masuk kemudian: "Kamu tidak mempunyai kelebihan sedikitpun atas kami, maka rasakanlah siksaan karena perbuatan yang telah kamu lakukan".(Q.S. Al A'raf [7] : 39)

Selain memiliki ide, da'i juga harus memiliki gaya komunikasi yang efektif, sehingga didengar dan pesannya sampai (sampaikan walau hanya 1 ayat, selama dari quran dan sunnah).

"Hai Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu. Dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu, berarti) kamu tidak menyampaikan amanat-Nya. Allah memelihara kamu dari (gangguan) manusia. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir." (Q.S. Al Maidah [5]: 67)

Da'i harus menyampaikan risalah dengan baik. Wajahnya cerah dan berseri di dunia dan akhirat.

Tidak boleh angkuh dan merasa benar dengan kaumnya saja, lalu menghakimi atau menyalahkan serta mengkultuskan kelompok lain.

Unsur balaghah (penyampaian kata yang berbekas) harus diperhatikan. Pilih lafaz yang baik dan mudah dimengerti. Pahami bahasa arab (ilmu, bacaan, sastra, penulisan, dll) dan kaji terus.

Harus fasih dan lancar dalam menyampaikan.

“Dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku, supaya mereka mengerti perkataanku.” (Thaha: 27-28)

1. fasih agar tidak salah pengertian
2. tidak kaku agar jamaah tidak lari
3. fasih dalam berhadapan dengan firaun

Pentingnya teman dalam kesuksesan dakwah. Da'i perlu didampingi atau ditemani bila menghadapi jamaah besar, tapi kalau sedikit sebaiknya da'i sendiri saja untuk menjaga wibawanya.

Harus cari banyak cara efektif. Kadang satu cara tidak efektif di malam hari, tapi efektif di siang hari. Tidak efektif di majelis terbuka, tapi efektif secara rahasia. Tidak efektif pada hati yang sibuk, tapi efektif pada hati yang leha.

Nuh berkata: “Ya Tuhanku Sesungguhnya aku telah menyeru kaumku malam dan siang, maka seruanku itu hanyalah menambah mereka lari (dari kebenaran), dan sesungguhnya setiap kali aku menyeru mereka (kepada iman) agar Engkau mengampuni mereka, mereka memasukkan anak jari mereka ke dalam telinganya dan menutupkan bajunya (kemukanya) dan mereka tetap (mengingkari) dan menyombongkan diri dengan sangat, kemudian Sesungguhnya aku telah menyeru mereka (kepada iman) dengan cara terang-terangan, kemudian sesungguhnya aku (menyeru) mereka (lagi) dengan terang-terangan dan dengan diam-diam, maka aku katakan kepada mereka: ‘Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, -sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun-,” (Q.S. Nuh: 5-10)

Perdebatan bukanlah termasuk dakwah, ia hanya cara untuk menolong dakwah dengan menekan dan berargumentasi. Perintah dakwah dan debat sangat berbeda. Menjadi da'i zaman now, tingkatkanlah keilmuan kita.

#catatansepemahamanpenulis

Meta morfillah

No comments:

Post a Comment

Text Widget