Pages

05 November, 2017

[Review buku] Bidadari untuk Dewa

Judul: Bidadari untuk Dewa
Penulis: Asma Nadia
Penerbit: KMO Publishing
Dimensi: x + 528 hlm, 14 x 20.5 cm, cetakan pertama oktober 2017
ISBN: 978 602 50441 06

Sudah pernah mendengar nama Dewa Eka Prayoga (DEP)? Ya, dikenal sebagai Dewa Selling dengan beragam bukunya yang sering dibagikan gratis dalam bentuk ebook pada komunitas bisnis.

Jujur, sebatas itu saja pengetahuan saya tentang DEP. Sebab saya tidak antusias terhadap selling & marketing.

Nah, novel ini diambil dari kisah hidup DEP saat memulai berbisnis. Dimulai pada rentang waktu kuliah hingga menikah. Menariknya novel ini adalah menggabungkan mitos dewa-dewi yunani dalam kisah hidupnya. Bagi saya, buku ini sedikit membosankan di bagian awal hingga tengah sebab alurnya flat. Tapi setelahnya sampai akhir bagaikan naik turun, konflik yang saya kira klimaks mencapai antiklimaks lalu ditiban lagi dengan konflik baru yang memiliki klimaksnya sendiri.

Seakan tiada henti masalah yang mendera. Mulai dari hutang 8 milyar, hubungan tidak harmonis antara ibu mertua dan menantu perempuan, beragam teror para investor, perselingkuhan yang mengancam karamnya bahtera rumah tangga, hingga penyakit GBS (Guillain Barre Syndrome) yang mengingatkan saya akan Chatelia, sahabat saya yang juga terkena penyakit ini setelah perjalanan kami ke Malaysia.

Asma Nadia begitu apik memainkan emosi pembaca terutama wanita. Aah... saya yang terhanyut alur kisah ini tidak sanggup membayangkan ada di posisi Haura dengan segala kesabaran dan kesyukurannya. Begitu terjalnya jalan menjadi Bidadari untuk Dewa.

Hanya sedikit kekurangan teknia pada buku ini terkait typo, peletakan tanda baca yang kurang pas sehingga mengubah intonasi dan arti, serta jarak spasi antar paragraf yang menurut saya terlalu jauh.

Saya apresiasi 4 dari 5 bintang.

"bahagia itu sederhana: dekat denganNya dan dekat denganmu." (H.1)

"Tidak banyak yang mampu mengerti, betapa sesuatu yang sederhana sering kali menjelma menjadi hal istimewa." (H.86)

"Ternyata masalah bukan beban melainkan cara Allah membangunkan hambaNya supaya menemukan potensi terbaik." (H.132)

"Ketika berhasil, teman-temanmu tahu siapa kamu. Ketika gagal, kamu akhirnya mengetahui siapa sesungguhnya teman-temanmu." (H.256)

"Lingkungan positif tidak akan memberi manfaat jika diserap secara negatif." (H.262)

"Konon kesetiaan perempuan diuji ketika suami tidak memiliki harta sementara lelaki sebaliknya, menghadapi ujian saat dia berkelimpahan." (H.356)

"Entah kelebihan atau kekurangan, perempuan cenderung menyalahkan diri sendiri ketika dikhianati." (H.383)

"Orang yang saat ini sedang putus asa, kebanyakan mereka bukan salah di teknis. Bukan salah di strategi. Bukan di actionnya. Masalah yang terjadi pada mereka adalah dari segi KEIMANANNYA. Apakah akan mengingkari Allah atau justru semakin yakin dengan keajaiban yang akan Dia hadirkan?" (H.483)

Meta morfillah

No comments:

Post a Comment

Text Widget