Pages

12 September, 2017

Konstruksi perasaan

Serumit apa pun konstruksi bangunan di dunia ini, jauh lebih rumit konstruksi perasaan manusia.

Meskipun cinta teramat sangat, nyatanya tak bisa semudah itu menyatakan. Tak setegar itu keberanian melangkah. Sering kali keyakinan menguap saat ada perasaan lain yang harus kita jaga. Hingga akhirnya matamu menyalangkan cinta, namun bibirmu berucap benci. Pun sebaliknya.

Betapa rumit konstruksi perasaan. Tidak sebebas menari di bawah hujan. Lebih seperti menangis bersama hujan. Begitu samar dan sulit dibedakan. Mana tangis, mana hujan. Mana benci, mana cinta. Mana segan, mana sedan.

Betapa keyakinan seringkali diiringi kegamangan akan rapuhnya pondasi perasaan kita. Setengah langkah ingin mewujudkan, setengah langkah takut terluka. Lantas bagaimana?

Meski kita tahu, bangunan terindah pun memiliki sisi kekurangan. Meski kita tahu, kekurangan kadang menimbulkan kecantikan alamiah. Nyatanya, tetap saja ragu itu kian membadai, menghadang aku dan kamu menjadi kita.

Serumit apa pun konstruksi bangunan di dunia ini, jauh lebih rumit konstruksi perasaan manusia.

Meta morfillah

No comments:

Post a Comment

Text Widget