Disiplin dalam
derita..
Seperti ajaran
Budha “Life is suffering”
Seperti yang
dirumuskan Anthony de Mello,
Seorang murid
mengeluh kepada gurunya,
“Bapak menuturkan banyak cerita
Tapi tidak pernah menerangkan maknanya kepada kami.”
Jawab sang
guru,
“Bagaimana pendapatmu Nak,
Andaikata ada seseorang menawarkan
Buah kepadamu, namun
Mengunyahkannya dahulu bagimu?”
Seperti
perintahNya agar manusia berikhtiar.
Seperti itulah
mungkin fase meng-aku saat ini.
Proses meng-aku,
menjadi, menuju dan mencari ke-META-an hidupnya. Begitu banyak pelajaran yang
dapat diambil dari setiap figuran hidup ini dan bahkan aktris utama. Pelajaran
dari orang yang sekejap jumpa, berlalu lalang, intens bersua hingga penyelaman
diri. Tapi kian besar ilmu, kian kerdil diri. Hingga masalah tadinya besar
tidaklah hebat dibandingkan masalah lain yang jauh lebih besar lingkupnya. Dan
ada yang Maha Besar.
Mungkinkah
tarbiyah Allah saat ini menempa untuk MEMBESARKAN diriku?
Mungkinkah ia
menyajikan ranumnya buah surga tanpa mau mengunyahkannya terlebih dahulu?
Hingga harus
kupelajari apa yang kuperlukan, bagaimana aku memperlakukan potensi yang
kumiliki, dan prioritas apa yang harus didahulukan.
Tidak mudah
memang berjuang..
Jalannya tak
seindah sentuhan mata.. Pangkalnya jauh, hingga enggan untuk kembali. Ujungnya
belum tiba, hingga tak tahu harus bagaimana mengelola bekal saat ini dan hingga
kapan akan berakhir.
Nisankah yang
berbicara?
Nisankah yang
akan menjawab pertanyaan-pertanyaan ku nanti?
Seperti Eartha
Kitt katakan,
I’m learning
all the time. The tombstone will be my diploma.
Meta
morfillah
3/30/2011
7:23 PM
No comments:
Post a Comment