Pages

21 September, 2018

Proses ta'aruf, khitbah, nikah

Awal bertemu Fahmi

Tahun 2014 saat ikut komunitas Pecinta Anak Yatim (PAY & DoIT) di acara #BukberAkbarPAY. Tapi gak ngeh juga sama dia, karena aku cuma kenal tim konsumsweet. Cuma ada bukti foto pernah satu frame bareng.

Selepas itu gak pernah kontak atau ketemu. Tapi beberapa waktu, dimasukkan ke dalam grup Alladzu. Isinya beberapa anak PAY yang mau buat bisnis bareng. Entah mengapa, aku dimasukkan ke sana. Aku ikut aja.

Di grup itu, ada yang namanya Heru dan Aji yang suka banget menyandingkan aku sama dia. Aku gak pernah gubris karena merasa gak mungkin terwujud. Wong aku lagi proses ta'aruf sama yang lain.

Tahun 2015

Ternyata ta'arufku gagal. Di awal tahun itu pula aku resign dari kantor yang hampir 2 tahun kutempati. Sempat bekerja 3 bulan di kantor lain, hingga memutuskan untuk hijrah ke Bogor menemani Mama yang sendiri dan sakit. Keputusan yang cukup besar.

Hingga 6 bulan aku tidak bekerja. Agak frustasi karena tidak menghasilkan uang sendiri. Di saat itu, sekitar bulan Juli (kalau tak salah, aku agak lemah dalam mengingat detail waktu, nama, tempat), aku diajak jalan-jalan menginap semalam ke Puncak oleh beberapa teman PAY. Ia ikut.

Bagiku semua berjalan normal, hingga tiba kepulangan, teman-teman akhwat menyampaikan padaku bahwa ada yang mau datang ke rumah melamarku. Aku shock. Siapa?

Fahmi.

Jujur, tidak pernah ada bayangan bahwa ia punya rasa padaku. Aku sendiri tidak begitu yakin sebab usiaku lebih tua 2 tahun darinya dan sedang tidak bekerja. Terbayang bahwa aku hanya akan menyusahkannya. Tapi kusimpan dalam hati. Aku tidak pernah menolak siapa pun yang ingin datang. Maka kuiyakan saja.

Sepanjang jalan, aku berpikir, inikah saatnya? Mengapa terasa berat bagiku?

Sesampainya di rumah, disaksikan kawan-kawan PAY, ia menyampaikan maksudnya ke Mama. Mama menyuruhnya kembali bersama orangtuanya pekan depan. Sebab ternyata, ia belum izin pada keluarganya. Aku hanya diam. Sibuk dengan pikiranku sendiri yang meragu. Bagaimana bisa seorang lelaki yakin melamar, sementara keluarganya belum tahu? Feelingku tidak enak terhadap restu keluarganya.

Seminggu kemudian, feelingku terbukti. Ia tidak diizinkan menikah. Namun aku malah lega mendengarnya. Tidak sedikit pun kecewa. Malah merasa senang, menjadi pengalaman pertamanya berani mengajukan taaruf. Aku menghiburnya bahwa kegagalan ini untuk bekal taaruf lainnya dengan yang lebih baik.

Tahun-tahun berlalu tanpa ada perasaan sedikit pun tentangnya. Namun pernah ada teman akhwat PAY yang hendak umrah/haji (tahun 2016 sepertinya) datang ke rumahku bertanya apa hubunganku dengan Fahmi?

Aku bingung ditanya begitu, aku tanya lagi apa maksudnya? Mengapa tiba-tiba dia menanyakan hal seperti itu?

Ia bilang, tadi sebelum berangkat ke Bogor, ia dititipi doa oleh Fahmi. Fahmi minta didoakan di Mekah dengan namaku bersanding dengannya. Aku kaget. Akhirnya aku cerita bahwa pernah tahun 2015 dia mengajak ta'aruf, tapi gagal. Dan tidak ada kelanjutan. Kami tidak saling menunggu. Bahkan aku sedang proses dengan yang lain.

Sempat bilang ke Mama, apakah jangan-jangan doanya itu yang menyebabkan aku gagal ta'aruf dengan yang lain? Sebab doanya mungkin jauh lebih khusyu dibandingkan diriku. Bahkan aku tak pernah terpikir cara yang ia lakukan. Menitip doa pada orang yang menuju tempat diijabahnya doa. Baitullah.

Tapi kembali husnudzan dan menjaga hati untuk tidak GR.

Waktu berlalu hingga tahun 2018 tiba.

Aku sudah sampai pada kesimpulan, bahwa aku siap bila Allah tidak takdirkan aku berjodoh dengan hambaNya di dunia. Meski ikhtiar tetap kulakukan. Doa dan proses ta'aruf tetap kujalani. Berkali-kali gagal hingga aku terlatih patah hati dan tidak excited dengan segala kemajuan yang ada. Aku terbiasa prepare the worst for the best.

Juli 2018.
Empat hari setelah aku gagal ta'aruf sekian kalinya, Kak Tika dari PAY menghubungiku. Bertanya tentang Fahmi. Kupikir beliau sedang mencari tahu dan ingin ta'aruf dengannya. Ternyata, ia menyampaikan maksud Fahmi yang ingin mencoba kembali ta'aruf denganku. Aku kaget. Kukira sudah selesai perasaannya padaku. Aku memastikan apakah ia sudah diizinkan untuk menikah oleh keluarganya. Kak Tika bilang sudah lampu hijau. Maka bismillah, aku terima tawaran itu.

Namun lagi-lagi, ia tak langsung follow up pekan depannya. Hingga kuhubungi Kak Tika memastikan, bahwa aku tak mau menunggu ketidakpastian. Kalau sampai pekan depannya lagi tidak datang, aku akan ta'aruf dengan yang lain. Sebab ada beberapa proposal biodata yang ditawarkan kepadaku.

Pekan depannya ia datang bersama Bang Zul, salah satu founder PAY. Bertemu Mama menyampaikan maksud. Lagi, Mama minta ia datang bersama orangtuanya. Agar tidak seperti tahun 2015. Pekan depannya lagi, ia datang bersama Ayahnya. Sayang, ayahnya bilang kakaknya agak keberatan jika menikah di tahun 2018, sebab awal tahun kakak laki-lakinya juga baru menikah.

Kembali ganjalan kutemui. Aku sudah pasrah dan bilang sama Mama untuk dihentikan saja. Sebab aku tak mau menunggu lama (Juli 2018-tahun 2019). Aku tak mau membuat setan bahagia dan menggodaku dalam penantian. Aku ingin proses baik yang disegerakan sesuai syariat. Aku pun bilang ke Kak Tika, jangan kecewa jika aku dan dia gagal lagi (Kak Tika salah seorang yang menyaksikan ia ta'aruf denganku di tahun 2015).

Namun ternyata, Allah menakdirkan lain. Ia berjuang dan berhasil mendapat restu hingga 19 Agustus 2018 ia datang bersama ayah, uwa, dan bibinya untuk melamar resmi, menentukan tanggal, dan segala macam.

Dan sampailah di tahap ini. Menjaga hati dan diri hingga insya Allah Ahad, 14 Oktober 2018 kami akan menikah.

Begitulah...

Jika kamu tidak disandingkan dengan orang yang namanya kamu sebut dalam  doamu, mungkin kamu akan diperjuangkan oleh orang yang sering menyebut namamu dalam doanya.

Yakinlah saat melepaskan seseorang yang kamu cinta, karena Allah. Sebab Allah pasti akan menggantinya dengan yang lebih baik.

Bisa saja jodohku tetap kamu, tapi kita akan bertemu dalam keadaan siap untuk membangun rumah tangga berkah bahagia.

(Arif Rahman Lubis)

Meta morfillah

No comments:

Post a Comment

Text Widget