Judul: The Bloody Rose
Penulis: Daras Resviandira
Penerbit: Bhuana Ilmu Populer
Dimensi: 21 bab (epub), cetakan pertama 2022, edisi digital ipus sulteng
ISBN: 9786230408021
Reina, seorang detektif swasta yang terbiasa melayani klien terlibat perselingkuhan, tiba-tiba terlibat dalam pencarian buronan 009. Setelah 5 tahun vakum, buronan 009 atau yang dikenal dengan nama Bloody Rose, mulai memakan korban lagi. Bersama Cakra, partner polisinya, Reina menelusuri jejak dan motif Bloody Rose melakukan pembunuhan. Dalam perjalanannya ada beberapa kasus yang berhasil mereka selesaikan. Siapa sebenarnya Bloody Rose? Bisakah mereka menangkapnya?
Seperti biasa, saya tertarik pada buku ini sebab di elib memiliki antrean panjang. Saat mendapatkannya di ipussulteng, saya semangat sekali menamatkannya. Memang page turner, tidak sampai sehari sudah selesai. Namun after readnya, menimbulkan banyak ketidakpuasan di otak saya. Istilah kerennya, banyak plot hole dan saya terganggu.
Contohnya, dari penamaan bloody rose dengan tanda yang ditinggalkan menurut saya tidak nyambung. Lalu, psikologi pembunuh yang terasa menarik di ending rasanya tidak sesuai dengan profilingnya. Surat di ending itu memang twist, tapi malah mengganggu alur yang tadinya sudah saya terima. Mencoba misterius dengan menghadirkan sosok 'tangan kanan' pelaku. Paling ga masuk logika saya, pembunuhannya banyak banget, yang dikonfirmasi asli 62. Tapi tidak didetailkan apa, siapa saja korbannya. Padahal umum di cerita bergenre ini pasti akan terus memperhatikan kesamaan korban. Nah, di sini penulis jauh lebih fokus pada konflik batin pembunuh atau romansanya. Jadi agak aneh. Overall, tetap seru menikmati buku ini untuk hiburan.
Cocok untuk yang suka thriller, misteri, dan pembunuhan berantai.
Saya apresiasi 3 dari 5 bintang.
Meta Morfillah
#1hari1tulisan #bookstagram #oneweekonebook #resensibuku #reviewbuku #bacabuku
#kubusetengahtujuh #komunitasbukuseru #thebloodyrose #darasresviandira #metamorfillah #fiksi
Kayaknya cerita ini punya sedikit kemiripan dengan buku The Fourth Monkey, soal pembunuhan berantai. Dan memang penting banget menjelaskan profil korban yang jumlahnya beberapa itu, walau dengan profil singkat. Soalnya di buku TFM melakukan itu, jadi pembaca bisa tahu kriteria-kriteria korban macam apa yang dipilih oleh pelaku. Sedikit banyak ini membuat profil pelaku lebih kuat.
ReplyDeleteSaya penasaran dengan buku ini karena ternyata penulisnya orang Indonesia. Hanya beberapa penulis saja lho yang melahirkan karya misteri ala-ala detektif.
Setuju. Saya juga apresiasi sebab penulisnya orang Indonesia. Suasana yang dibangun mirip detektif conan tapi lebih berat sebab ada psikologinya. Makanya saya kasih masukan, berharap penulisnya makin keren.
Delete