Pages

02 October, 2018

[Review buku] Genap 2

Judul: #Genap 2 (Aku memilih kamu)
Penulis: Nazrul Anwar
Penerbit: Adnara self publishing
Dimensi: 166 hlm, 2017
ISBN: -

Buku ini adalah sekuel dari serial genap sebelumnya; Ketika Aku dan Kami Menjadi Kita. Berkisah tentang hal yang sama, yaitu kehidupan pasangan muda yang belum lama menikah, bagaimana mereka menanggung konsekuensi atas pasangan yang mereka pilih. Tentang kerja keras suami untuk membahagiakan istrinya. Tentang perjuangan istri untuk mendapatkan ridha suaminya.

Bedanya, kali ini diceritakan dari dua sudut pandang, perempuan sebagai istri dan lelaki sebagai suami. Bergantian. Saling melengkapi dan membuat gambaran utuh membangun alur dan kisahnya.

Sederhana, tapi entah bagi saya sangat mengena. Banyak banget kalimat yang saya tandai harus ditulis sebagai reminder.

Saya apresiasi 5 dari 5 bintang.

"Banyak orang yang mengambil pilihan, tapi tak sadar dengan konsekuensi atas pilihan yang diambilnya. Atau hanya sadar pada konsekuensi yang baik-baiknya saja, tapi tak peduli pada konsekuensi yang buruknya. Padahal biasanya,  pilihan selalu menyediakan paket konsekuensi baik dan buruknya." (H.2)

"Rasa bahagia kadang suka bikin lupa, ya? Lupa kalau tidak semua kebahagiaanku adalah kebahagiaanmu. Ada beberapa kebahagiaan kita yang menjadi kesedihannya orang lain." (H.20)

"Dan akhirnya aku memilih kamu, Suamiku. Imamku. Aku ikut kamu. Biarlah mimpi-mimpiku tertunda sementara, untuk digapai di waktu yang lain. Atau biarlah aku mengalah untuk membuat mimpi-mimpi baru di tempat yang baru. Bersamamu. Dengan sepenuhnya ridhamu." (H.32)

"Kesederhanaan, kadang lebih membahagiakan, kan?" (H.48)

"The longer you wait for something, the more you appreciate it when you get it. Because anything worth having is definitely worth waiting for." (H.56)

"Aku selalu percaya, kalau setiap orang punya waktu terbaiknya masing-masing. Dan aku akan berusaha sabar sampai waktunya tepat, sampai waktunya tiba." (H.60)

"Aku baru mengerti, menerima segala kelebihan pasangan hidup itu tidaklah sederhana. Terlebih untuk seorang suami. Apalagi jika kelebihan yang dimaksud yang seharusnya ada pada diri kita, tapi malah adanya di pasangan kita." (H.77)

"Untuk mendapatkan cinta yang besar dari seseorang, kita hanya harus mencintai orang itu dengan cinta yang sama besar, seperti kita ingin dicintainya. Karena hanya pemberian terbaiklah, yang akan menghasilkan penerimaan terbaik pula." (H.117)

"Aku percaya kamu bisa, kita bisa. Sebagaimana Allah percaya telah menitipkanmu kepadaku." (H.136)

"Karena yang lebih tahu, apakah kita sudah melakukan yang terbaik/belum semampu kita, ya diri kita sendiri. Bukan orang lain. Orang lain hanya bisa melihat apa yang di depan mata mereka saja, tapi tidak apa yang ada di hatinya kita." (H.145)

#reviewbuku

Meta morfillah

No comments:

Post a Comment

Text Widget