Pages

25 March, 2018

[Kajian] Melindungi diri dan keluarga dari LGBT

MELINDUNGI DIRI DAN KELUARGA DARI LGBT (LESBIAN, GAY, BISEKSUAL, TRANSGENDER)

Ustad Salim A. Fillah
Ahad, 25 Maret 2018
Masjid Alumni IPB

LGBT dimulai dari zaman Nabi Luth a.s.

Penyebab kaum nabi luth jadi kaum pertama yang LGBT (Sodom):
1. Kemakmuran
Tanahnya sangat subur dan kaya akan anggur. Sehingga kaum Sodom mempekerjakan banyak kaum lain yang datang dari berbagai penjuru di tanahnya. Sehingga gaya hidup meningkat jadi bos.
2. Banyaknya waktu luang
Tumbuh kebiasaan merias diri/berdandan, begitu peduli pada penampilan. Ada ukuran ketampanan/kecantikan (metroseksual).

LGBT menyebar ke kebudayaan Yunani, Roma, hingga zaman now.

Pintu masuk utama LGBT melalui kecanduan gadget.

Cara melindungi diri dari LGBT:
1. Tarbiyah tauhid/hadirnya orangtua dalam parenting
0-2 tahun: bayi, belajar melalui ucapan/suara. Ajarkan konsep tauhid.
2-7 tahun: kanak-kanak, ajarkan konsep tauhid dan muraqabatullah (merasa diawasi Allah).
7-10 tahun: anak jadi budak/tawanan, ajarkan pendisiplinan ibadah (shalat fardhu, puasa, shalat sunnah, baca quran).
10-15 tahun: anak jadi sahabat, fase khalifah. Berikan tanggung jawab (misal suruh susun anggaran sebulan, ajukan ke orangtua/proposal, baru di acc ortu dan diberikan uangnya, lalu tiap bulan harus laporan ke mana uangnya dihabiskan). Zaman rasul di usia ini, dididik dari gembala kambing (dibelikan kambing kecil dan disuruh mengurus), sebagai wirausahawan dan bisa membiayai pendidikannya sendiri dengan jualan kambing.

Titik kritisnya adalah pengasuhan, terutama peran ayah. Fenomena di Indonesia kebanyakan para ayah berangkat kerja sebelum anaknya bangun, pulang setelah anaknya tidur, jadi tidak terasa figur ayah di rumah. Kalau memang waktu kerja panjang, minimal pulang dengan wajah semangat dan segar. Ikuti sunnah Nabi, sebelum pulang dan mengetuk pintu bersiwak/mandi dulu biar segar.

Salah satu penelitian di Inggris mengatakan, bahwa anak-anak yang cukup puas akan sentuhan, pelukan, ciuman dari orangtuanya, risikonya untuk terlibat pergaulan bebas jauh lebih rendah. Sesuai dengan sunnah Nabi untuk mencium, memeluk, dan bermain dengan anak.

2. Tarbiyah rujulah/pegang senjata
Biarkan anak memegang pisau, naik kuda, dan semacamnya untuk mengetahui risikonya. Jangan histeris/banyak larangan. Ajarkan juga sportivitaa olahraga seperti berenang, memanah, dll.

3. Ajarkan pertahanan
Agar anak tidak menjadi korban, beritahu batasan aurat dan bagian tubuh yang boleh atau tidak boleh disentuh. Lalu apa yang harus dilakukan jika ada yang melanggar.

4. Selalu doakan anak kita dengan doa penjaga/perlindungan
Pasti ada saatnya harus melepas anak, meski was-was ngeri apalagi dengan pergaulan di kota, bacakan doa itu saat anak kita pamit, lalu cium kepalanya.

5. Pengelolaan gadget
Lakukan pengawasan gadget, atur jam main gadget/jadwal, apalagi kalau online. Jangan dilepas sendirian, temani saat dia pegang gadget.

#catatan sepemahaman penulis

Meta morfillah

No comments:

Post a Comment

Text Widget