Pages

24 November, 2025

Fenomena gray divorce dan cita-cita rumah tangga surga

FENOMENA GRAY DIVORCE DAN CITA-CITA RUMAH TANGGA SURGA

Meta morfillah

Banyak dari kita yang berpikir seiring bertambahnya usia pernikahan, maka pernikahan itu akan kokoh dan jauh dari kata pisah. Menariknya, sebagian besar perceraian kini justru terjadi di usia lanjut. Fenomena ini dikenal dengan nama 'gray divorce', yaitu perceraian setelah usia 50 tahun. Jumlahnya meningkat drastis dalam beberapa dekade terakhir. Pada 1990, hanya sekitar 8,7 persen perceraian yang melibatkan pasangan berusia 50 tahun ke atas. Namun, penelitian dalam The Journals of Gerontology yang dipimpin oleh Susan Brown, profesor sosiologi di Bowling Green State University menyatakan di 2019 angka ini melonjak menjadi 36 persen. Susan Brown mengungkapkan bahwa dalam banyak kasus, gray divorce bukan disebabkan oleh perselingkuhan atau konflik besar, tetapi karena pasangan merasa telah tumbuh ke arah yang berbeda. (dikutip dari www.cnnindonesia.com).

Dari beragam artikel serta buku pernikahan yang penulis baca, bila dirangkum permasalahan yang seringkali menjadi alasan 'gray divorce’ adalah: cinta yang memudar (sebab sudah jarang melakukan aktivitas sederhana yang romantis, seperti bergandengan tangan), empty nest (rumah yang tiba-tiba sepi sebab anak-anak sudah pergi dan membangun keluarganya masing-masing, tinggal berdua tapi malah bingung dan kaku untuk ngobrol), perceraian yang tertunda (menunda cerai sebab anak-anak masih kecil), kehidupan karir menurun (post power syndrome), masalah finansial (bisa jadi banyaknya hutang atau justru salah satu mandiri finansial sehingga merasa mampu hidup sendiri), dan ketidakpuasan dalam pernikahan yang selama ini ditahan (apalagi bila melibatkan orang ketiga atau narkoba).

Hal menarik yang bila dicermati dari penyebab tersebut, sesungguhnya berpusat pada pasangan. Upaya suami dan istri dalam menghidupkan rumah tangganya. Beberapa kasus saat konseling, justru mereka yang bercerai di usia senja tidak memiliki satu pun masalah besar, melainkan ribuan masalah kecil yang dibiarkan saja tanpa pernah dituntaskan berdua.

Maka bila kita memiliki cita-cita rumah tangga surga sebagaimana ungkapan indah “Baiti, Jannati” kita harus sadar bahwa hal itu harus diupayakan bersama. Bata demi bata, pilar demi pilar bangunan cinta kita bersama pasangan haruslah sesuai syariat yang Allah tetapkan. Agar Allah turunkan sakinah, mawaddah, wa rahmah serta berkah ke dalam rumah kita. Meski baru pekarangan surganya saja yang kita mampu, tapi kita usahakan rumah tangga itu.

Mulailah belajar mengenali pasangan setiap detiknya, ta’aruf sepanjang masa. Sebab ia makhluk dinamis yang bertumbuh. Setiap kejadian, peristiwa, dan latar akan membentuk pemikiran atau pun perilaku pasangan kita. Belajarlah membiasakan ngobrol receh hingga deep talk sesering mungkin, agar saat anak-anak dewasa kita tidak kebingungan berdua dengan pasangan dan kehabisan obrolan. Kenali juga diri kita dan bagaimana kita ingin dicintai, lalu ungkapkan pada pasangan, agar tidak ada lagi rasa sendirian dalam pernikahan. Paksakan diri upgrade ilmu, iman, dan amal sebab visi kita jangka panjang: surga. 

Percaya bahwa tiap langkah kecil yang kita mulai saat ini, akan berdampak besar di hari tua hingga kehidupan akhirat kita nanti. Meski awalnya mungkin berat, risih, aneh, tidak biasa sebab pola asuh kita tidak seperti itu, tapi visi jelas kita membuat daya tahan dan fitrah pembelajar kita menyala. Jangan sampai gray divorce menjadi fenomena yang dianggap lumrah apalagi bagi umat Muslim. Sebab salah satu nikmat yang bisa kita rasakan hingga akhirat kelak, adalah memiliki keluarga, yang akan bercengkerama di surga. Maka pantaskanlah diri, pasangan, dan keluarga kita menjadi ahli surga.

Rumah tangga, surga; adalah rumah tangga yang bervisi ke surga bersama.

Rumah, tangga surga; adalah rumah yang kita upayakan menjadi tangga menuju surga.

23 November, 2025

[Review buku] Murder in Mesopotamia

Judul: Murder in Mesopotamia
Penulis: Agatha Christie
Penerbit: GPU
Dimensi: 336 hal, cetakan keenam Maret 2011, edisi digital ipusnas
ISBN: 9789792266757

Amy Leatheran menerima tawaran Dr. Eric Leidner untuk menjaga istrinya, Louise yang gelisah karena ketegangan saraf. Di rumah ekspedisi arkeologi, Louise menceritakan teror yang dialaminya dari mantan suaminya yang mengancam membunuh. Surat kaleng yang diterima menguatkan ketakutan Louise. Sayangnya, Amy dan suaminya, Dr. Leidner hanya menganggapnya sebagai cara menarik perhatian sebab tulisan di surat kaleng itu mirip tulisan Louise sendiri. Mereka baru percaya setelah Louise mati terbunuh, dan pembunuhnya dipastikan adalah orang dalam tim ekspedisi Dr. Leidner. Namun alibi semua orang kuat saat disandingkan dengan waktu kematian. Beruntunglah Hercule Poirot sedang berada di sana. Dengan menyelami psikologi korban, motif, dan suasana yang ada di sana, bisakah Poirot menemukan pelakunya sebelum jatuh korban selanjutnya?

Kasus kali ini mengajak kita mengupas kepribadian seorang wanita dari buku bacaan, kebiasaan, serta budayanya. Menarik, seperti khas Poirot yang fokus pada kepribadian korban dan motif. Meski bagi saya tertebak dari awal siapa pelakunya, penulis tetap cerdas membuat pengecoh dengan kehadiran Pastor Lavigny.

Cocok dibaca untuk kamu yang suka misteri pembunuhan dan detektif Hercule Poirot.

Saya apresiasi 4 dari 5 bintang.

Meta Morfillah

#1hari1tulisan #bookstagram #oneweekonebook #resensibuku #reviewbuku #bacabuku #murderinmesopotamia #agathachristie #metamorfillah #fiksi

22 November, 2025

[Review buku] Rumah tangga surga

Judul: Rumah tangga surga
Penulis: @canunkamil & @fufuelmart
Penerbit: Mizania
Dimensi: 324 hal, cetakan II April 2016
ISBN: 9786021337738

Pernikahan bukanlah buku yang ketika kita baca bab 1 konflik, bab 2 resolusi, bab 3 ending. Tidak selinear itu. Ia dinamis, begitu pun pasangan di dalamnya. Buku ini membahas banyak hal yang menjadi penyebab mengapa kita sering bertengkar, merasa salah memilih pasangan, merasa tidak dicintai, dan bagaimana membangun rumah tangga surga yang seharusnya?

Dibagi menjadi 5 bab, di mana bab 1 membahas pilihan rumah tangga kita: surgaku atau nerakaku?; bab 2 proses cleansing dari luka-luka dan dosa; bab 3 tentang nurturing yang melanggengkan pernikahan dalam ikatan cinta dan kasih sayang; bab 4 designing pernikahan yang harmonis; dan bab 5 menciptakan rumah tangga surga meski baru pekarangannya saja dengan hati dan logika.

Memang bahasannya lumayan deep dan praktikal, makanya pace saya agak lamban sebab meresapi tiap insight yang didapat. Ditambah kisah-kisah yang diambil dari klien konseling penulis menggambarkan ada banyak konflik di rumah tangga, yang seringkali bukanlah hal besar namun kecil tapi menumpuk banyak.

Cocok dibaca untuk kamu yang ingin membangun rumah tangga surga.

Saya apresiasi 5 dari 5 bintang.

Meta Morfillah

#1hari1tulisan #bookstagram #oneweekonebook #resensibuku #reviewbuku #bacabuku #rumahtanggasurga #canunkamil #fufuelmart #metamorfillah #nonfiksi #kubusetengahtujuh #komunitasbukuseru #jagoankomplek_november

19 November, 2025

Lupa identitas

LUPA IDENTITAS

Meta morfillah

Dalam buku Atomic Habit karya James Clear diilustrasikan ada dua orang yang sedang berusaha berhenti merokok. Lalu saat keduanya ditawari rokok, orang pertama menjawab, “Tidak, terima kasih. Saya berusaha berhenti.” Sementara orang kedua menolak dengan berkata, “Tidak, terima kasih. Saya bukan perokok.”

Sekilas, keduanya tampak benar, namun dari kedua jawaban itu menghasilkan perbedaan yang besar. Orang pertama meyakini bahwa ia adalah seorang perokok yang sedang berusaha melakukan hal lain. Ia berharap perilakunya berubah. Sementara orang kedua menyatakan perubahan identitas. Merokok adalah bagian kehidupan lamanya, tidak lagi untuk saat ini. Ia tidak mengidentifikasi dirinya sebagai perokok lagi. Menurut Anda, manakah orang yang akan sukses berhenti merokok?

Ya, kemungkinan besar yang akan berhasil adalah orang kedua. Sebab ia memastikan identitas dirinya sebelum memulai perubahan kecil yang lebih baik. Sama seperti seseorang yang berusaha mengubah pola makan, bila ia fokus terhadap identitas diri yang diinginkan, misal ingin dikenal sebagai orang yang sehat dan menjaga pola makan, maka di manapun, kapan pun, sendiri pun ia akan tetap menjalankan kebiasaannya tersebut. Namun bila yang ia tuju adalah hasil, yakni ingin langsing. Maka saat tujuannya tercapai, ia akan meninggalkan kebiasaan baiknya sebab merasa sudah berhasil.

Ada satu hal penting yang kadang luput, yakni di balik aksi terdapat sistem keyakinan. Keyakinan itu yang menjadi identitas di balik kebiasaan-kebiasaan kita. Perilaku yang tidak sesuai dengan diri tidak akan tahan lama. Anda mungkin ingin menjadi kaya, tapi identitas Anda konsumtif, bukan produktif, sehingga menjadi kaya akan sulit dicapai sebab bertentangan dengan identitas dan kebiasaan Anda.

Jauh sebelum buku tentang habit menjadi best seller, ketika menafsirkan Q.S. Ali Imran ayat 102, Ibnu Katsir menyampaikan hal yang sangat penting, yaitu:
“Jagalah Islam kalian dalam kondisi sehat agar kalian wafat dalam keadaan tersebut. Karena Allah menjalankan sunnatullahNya dengan kaidah “Man ‘Aasya Ala Syaiin Maata Alaihi”. Maksudnya, seorang yang semasa hidup memiliki kebiasaan tertentu, maka ia akan diwafatkan sesuai dengan kebiasaannya tersebut.

Contoh, seorang yang gemar melakukan perbuatan terlarang, maka akan diwafatkan dalam kondisi tersebut. Sebaliknya, mereka yang memiliki kebiasaan berbuat baik, maka Allah akan mewafatkannya dalam keadaan yang baik pula, InsyaAllah”. (Tafsir Al Qur’an Al Azim karya Ibnu Katsir)

Saya takjub pada penafsiran tersebut. Betapa umat Muslim telah diberi pengetahuan hebat oleh Allah tentang pilihan identitas hidupnya serta habit hebat. Bila kita memilih identitas sebagai Muslim, maka kebiasaan yang mengiringinya pun harus mencerminkan nilai Islam yang sistemik. Apa yang dikenal dari Muslim terdahulu? Pasti akan ada banyak kebaikan disebut misalnya saja muslim dikenal dengan cinta ilmu, (tidak lelah menuntut ilmu dan membagikannya dengan murah hati), produktif (tidak ada waktu untuk mengomentari hidup orang lain, sibuk beribadah, berkarya, dan berdaya), manajemen waktu terbaik (subuh sudah bangun, jadi tanpa perlu baca buku 5 AM pun kita tahu banyak kebaikan di waktu subuh), aman dan nyaman bagi sekitar (menjaga lisan dan perbuatan), dan lainnya.

Namun realitanya, mengapa saat ini umat muslim banyak dikenal dengan kelemahannya? Mungkin, sebab kita lupa pada identitas diri kita sebagai Muslim!

[Review buku] Halte Alam Baka



Judul: Halte Alam Baka
Penulis: Kai Elian
Penerbit: GPU
Dimensi: 280 hal, cetakan ketiga September 2025
ISBN: 9786020682389

Julian memulai debutnya sebagai jurnalis di rubrik "Kisah Pembaca" dengan ide "Halte Alam Baka" yang didasari pengalaman spiritual banyak pembacanya. Mereka bersaksi menemukan sebuah halte berwarna merah dengan seorang nenek yang merajut. Keistimewaan halte itu, mereka bisa bertemu dengan orang yang sudah mati namun memiliki pertanyaan yang belum selesai, seperti ungkapan cinta, ingin tahu kabar, atau meminta maaf. Setelahnya, mereka pun mendapat oleh-oleh berupa produk rajutan ajaib yang bisa menyesuaikan ukuran dengan pemakainya. Saat menginvestigasi kebenaran "Halte Alam Baka", Julian malah menemukan apa yang ia cari selama ini, tautan antara masa lalu dan masa depannya yang selama ini seakan tercerai berai namun pada akhirnya berkelindan membentuk sebuah gambaran besar.

Buku ini cukup effort bagiku mendapatkannya. Di online harus pre order, di toko buku banyak habis, sampai dapat di toko buku yang agak jauh. Selain reviewnya, aku tertarik sebab cover dan judulnya. Penulisnya memang berkembang jauh dibanding tulisan sebelumnya. Saat membaca karya ini, aku merasa seperti membaca karya Mitch Albom versi Indonesia.

Mengapa tidak kasih 5 bintang? Rasanya masih kurang kisah Halte Alam Baka. Berharap dibuat sekuel macam funiculi funicula.

Cocok dibaca untuk kamu yang suka genre fantasi, refleksi makna hidup, dan kisah yang menyentuh hati.

Saya apresiasi 4 dari 5 bintang.

Meta Morfillah

#1hari1tulisan #bookstagram #oneweekonebook #resensibuku #reviewbuku #bacabuku #haltealambaka #kaielian #metamorfillah #fiksi #kubusetengahtujuh #komunitasbukuseru #jagoankomplek_november

[Review buku] Hush little baby



Judul: Hush little baby
Penulis: Anggun Prameswari
Penerbit: Noura
Dimensi: 40 bab (epub), cetakan pertama, edisi digital ipusnas
ISBN: 9786023854950

Ayah yang tak hadir di masa kecil serta ibu yang depresi dan mengabaikannya, membuat Ruby tidak pernah ingin memiliki anak. Ia tak tahu bagaimana cara menjadi ibu, sebab ia pun tak tahu rasanya dibesarkan oleh seorang ibu. Namun, menikah dengan Rajata yang konglomerat membuatnya tak bisa lari saat ia tahu dirinya hamil. Hingga putrinya yang lucu bernama Gendhis lahir, suara di kepalanya makin berisik mempertanyakan kelayakan dirinya sebagai ibu. Ditambah masa lalu yang kelam di keluarganya, misteri hubungan Bibi Ka, Om, dan Ibu membuat Ruby makin depresi. Mertuanya, Alana makin menambah keruwetan pikiran dengan sikap memusuhi dan menganggapnya gila.

Dari PoV orang pertama, ada 2 tokoh yang bercerita. Masa lalu dan masa kini. Bagaimana kesalahan masa muda turun beruntun dan menjadi malapetaka di masa depan. Ditambah kejahatan rahasia yang disembunyikan hingga melukai orang yang seharusnya bahagia. Tokoh yang tidak banyak disebut tapi jadi penghancur generasi: lelaki itu alias ayah Ruby. Dari dosanya segala bermula. Banyak pula kekosongan yang saya rasa kurang logis di keputusan, gaya hidup, dan rahasia di tokoh ini sehingga menjadi kekurangan buku ini.

Kelebihannya, buku ini menggambarkan dengan baik bagaimana postpartum depression itu terjadi. Bermula dari kekagetan pasutri menjadi payahbu, ikut campurnya mertua/pihak ketiga, berkontribusi membesarkan monster dalam diri ibu baru.

Cocok dibaca untuk kamu yang suka dark romance dan ingin tahu gambaran postpartum.

Saya apresiasi 3 dari 5 bintang.

Meta Morfillah

#1hari1tulisan #bookstagram #oneweekonebook #resensibuku #reviewbuku #bacabuku #hushlittlebaby #anggunprameswari #metamorfillah #fiksi #kubusetengahtujuh #komunitasbukuseru #jagoankomplek_november 

15 November, 2025

[Review buku] Mereka bilang ada toilet di hidungku



Judul: Mereka bilang ada toilet di hidungku
Penulis: Ruwi Meita
Penerbit: Bhuana Sastra
Dimensi: 24 bab (epub), cetakan pertama 2019, edisi digital RBK
ISBN: 9786232162587

Imalovix, gadis remaja rahim asli yang cerdas, sehat, dan banyak potensi. Namun ia malah rendah diri karena tanda lahir di matanya yang mirip dengan panda, dan iri pada Yanuz, gadis populer rahim kaca. Saat ia sibuk meratapi nasibnya, Iyangka Kafka memberinya buku lama berupa jurnal seorang gadis bernama Kecubung. Dari jurnal itu, ia menjadi dekat dengan Qariya, murid baru tampan yang digilai seisi sekolah. Hingga ia terpaksa mengikuti Dolanai Jenara, kompetisi orang-orang terpilih. Satu per satu rahasia terkait bapionya terkuak dan jiwanya terancam. Bisakah Imalovix memenangkan kompetisi dan menemukan jawaban atas misteri bapionya?

Terbiasa membaca karya penulis yang didominasi horor dan misteri, membuat saya kaget dengan genre novel ini. Distopia dan fantasi masa depan yang melihat teknologi masa kini seperti purba. Belum lagi gambaran kerusakan lingkungan yang besar di bumi. Saat kompetisi, entah mengapa saya teringat film Hunger Games. Berharap ada sekuelnya untuk membahas politik gelap Dr. Wix dan perkembangan hubungan Imalovix dengan Qariya.

Cocok dibaca untuk kamu yang suka kisah distopia serta fantasi masa depan.

Saya apresiasi 4 dari 5 bintang.

Meta Morfillah

#1hari1tulisan #bookstagram #oneweekonebook #resensibuku #reviewbuku #bacabuku #merekabilangadatoiletdihidungku #ruwimeita #metamorfillah #fiksi #kubusetengahtujuh #komunitasbukuseru #jagoankomplek_november

14 November, 2025

Memaafkan bukan sekadar etika sosial, melainkan jalan menuju cinta Allah

MEMAAFKAN BUKAN SEKADAR ETIKA SOSIAL, MELAINKAN JALAN MENUJU CINTA ALLAH

Meta morfillah


"(yaitu) orang-orang yang selalu berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit, orang-orang yang mengendalikan kemurkaannya, dan orang-orang yang memaafkan (kesalahan) orang lain. Allah mencintai orang-orang yang berbuat kebaikan." (Q. S. Ali Imran 134)

Jika kita tadabburi ayat di atas, kita dapatkan esensi bahwa memaafkan bukan sekadar etika sosial, melainkan jalan menuju cinta Allah. Sebab ada ego yang terluka dan Allah tahu tidak mudah melawan hawa nafsu tersebut. Maka semakin berat luka yang dirasa, semakin besar pahala yang didapat dari memaafkan. Allah mencintai upaya kita yang tidak sempurna demi meraih kesempurnaan sebagai ciptaan terbaikNya.

Memaafkan bukan berarti kalah, lembek, menyerah, dan bodoh. Memaafkan bukan untuk kepentingan mereka yang dimaafkan. Sebab dengan memaafkan, sesungguhnya kita memenangkan hati dan diri kita. Kita menguasai kembali kebahagiaan kita, dengan melepas energi negatif. Kita membiarkan diri kita tak dikuasai amarah dan sakit hati berkepanjangan yang menyibukkan diri kita dari upaya membahagiakan. Satu menit marah, enam puluh detik kita kehilangan momen bahagia.

Memaafkan adalah berdamai. Berdamai dengan dirimu sendiri. Berdamai dengan hal-hal yang tak bisa kaukendalikan. Berdamai dengan kesadaran bahwa tiada yang sempurna, sama sepertimu.

Setidaknya, bila memang tidak bisa sepenuhnya memaafkan, terlebih melupakan, maka berdamailah. Seperti kutipan kata-kata Parang Jati dalam novel Manjali dan Cakrabirawa karya Ayu Utami berikut:

"Manusia mungkin tidak punya kapasitas untuk mengampuni (barangkali hanya Tuhan yang bisa mengampuni), maka yang bisa kita lakukan adalah berdamai. Berdamai dengan sisi gelap yang tak bisa kita kuasai." (hlm. 207)

[Review buku] Cinta lama



Judul: Cinta lama
Penulis: Puthut EA
Penerbit: Diva press
Dimensi: 142 hal, cetakan pertama Februari 2020, edisi digital ipusnas
ISBN: 9786023918942

Pernahkah kamu memiliki perasaan yang belum selesai dengan seseorang, hingga butuh memastikan dengan menemuinya langsung meski puluhan tahun berlalu?

Itulah inti kisah dalam novel ini. Penggambaran seorang lelaki berusia 40 tahun yang menemui mantannya 20 tahun lalu, sebab hatinya ingin jawaban. Apakah rasa cinta itu belum selesai atau hanya ilusi belaka? Sebab perpisahan mereka mengganjal dengan tidak enak. Perempuan itu satu-satunya yang membuat lelaki itu merasakan patah hati.

Canggung, bertukar kabar masa kini, berkaca pada masa lalu, takjub akan masa depan yang telah menjadi sekarang. Beberapa kebiasaan memang masih sama, namun desir sudah tiada. Sesekali penasaran membuat keduanya saling stalking kehidupan, namun sebatas itu. Pada akhirnya memang mereka bukan jodoh.

Buku ini amat ringan, sedikit kata dan banyak ilustrasi, bisa tamat sekali duduk. Namun after tastenya, terutama yang punya permasalahan sama dengan tokoh utama atau pernah memiliki kegalauan seperti itu, cukup membuat kontemplasi lama. Seperti mencari hikmah dari suatu kejadian lampau.
 
Cocok dibaca untuk kamu yang masih punya ganjalan masa lalu.

Saya apresiasi 4 dari 5 bintang.

Meta Morfillah

#1hari1tulisan #bookstagram #oneweekonebook #resensibuku #reviewbuku #bacabuku #cintalama #puthutea #metamorfillah #fiksi #kubusetengahtujuh #komunitasbukuseru #bestreviewer_komplek

09 November, 2025

[Review buku] Sendiri



Judul: Sendiri
Penulis: Tere Liye
Penerbit: Sabakgrip
Dimensi: 318 hal, cetakan
ISBN: 9786238882281

Kematian Susi membuat Bambang yang berusia 70 tahun berduka. Seakan kehilangan pijakan setelah sang istri tiada. Keempat anaknya yang khawatir berusaha menjaga ayah mereka, namun sebuah mimpi mengubah psikologis ayahnya. Hidupnya yang kini sendiri setelah kehilangan belahan jiwanya menemukan sebuah misi berdasarkan teka-teki di mimpi. Benarkah ia akan bertualang seperti pesan istrinya sebelum meninggal? Apa yang ia temukan saat ia mencari?

Bab awal rasanya saya bisa bersimpati dengan tokoh utama. Duka yang dalam membuat berhalusinasi. Namun saat konflik dan genre berubah menjadi fantasi, saya agak terhibur tapi kurang dapat rasa yang awalnya sudah deep. Ternyata memang buku ini ditujukan untuk remaja usia 15+. Seru memang, tapi makna kehilangan menjadi light dan malah menimbulkan pertanyaan tidak logis tentang Susi di ending. 
 
Cocok dibaca untuk remaja yang suka genre fantasi, petualangan, dan belajar memaknai kehilangan.

Saya apresiasi 3 dari 5 bintang.

Meta Morfillah

#1hari1tulisan #bookstagram #OWOBMembaca2025 #oneweekonebook #resensibuku #reviewbuku #bacabuku #sendiri #tereliye #metamorfillah #fiksi #kubusetengahtujuh #komunitasbukuseru #bestreviewer_komplek

Text Widget