Pages

27 March, 2013

Kau yang TERINDAH

Kamu tahu rasanya mencintai dari kekurangan?
Mencintai dari ketaksempurnaan?
Dulu aku tak tahu. Hingga kini.

Aku belajar mencintai dari kota ini. Kota yang sebentar lagi akan aku tinggalkan. Tanahnya yang sejak lahir aku injak, jadikan tempat berpijak. Airnya yang kuminum, kupakai mencuci baju,tubuh dan hatiku. Lingkungannya yang sering dijuluki lingkungan keras dan berbagai label jelek. Prostitusi, narkoba, dan hal buruk lainnya yang bahkan jadi keseharian. Banjir tiap lima tahun, kemacetan tiap saat. Tapi dari sanalah aku mencinta. Karakterku terbentuk. Rasa syukur semakin hebat. Beruntung pula letak rumahku mendapat view yang cantik. Depannya berlukiskan pemandangan gedung-gedung pencakar langit (Sudirman-Bendungan Hilir) dan Kali Banjir Kanal, yang bila kau pintar melihatnya…. Itu adalah objek foto yang amat menarik. Kalah Manhattan!

Di belakangnya terdapat kebun pisang dan kandang ayamku. Aaah… membicarakannya selalu membangkitkan kesyukuran. Tanah Abang, pusat Jakarta. banyak sekali kekuranganmu. Tapi aku cinta. Aku suka. Meski rapuh, kau tetap hal yang terindah. Dan bila membicarakan kelebihan… tak usah ditanya. Sekejam apapun ibukota daripada ibu tiri, toh ia tetap mengundang minat yang luar biasa.
Baiklah… aku akui, aku sangat amat mencintaimu my brotherland. Saat yang lain memimpikan “pulang kampung”, aku memimpikan “pulang kota”.

Sekian.
Dari jiwa yang merindu amat sangat.
Menjelang pindahan.

Meta Morfillah

No comments:

Post a Comment

Text Widget